Junaedi Terbentur Finansial Tim
http://www.persijap.or.id/2009/08/junaedi-terbentur-finansial-tim.html
JEPARA - Publik sepak bola Jepara akhirnya bernafas lega. Setelah terombang-ambing dalam persoalan manajer dan pelatih, kini Persijap siap menyongsong musim kedua ISL (Indonesia Super League). Junaedi telah mencapai kesepatakan dengan manajemen untuk kembali menjadi pelatih Persijap musim depan.
Hanya saja, jika melihat kondisi finansial Persijap saat ini, dia akan kesulitan membangun tim yang solid. Sebagai tim Liga Super, bukan saatnya lagi Persijap menggelar seleksi dari awal. "Kita harus mencari pemain yang sudah jadi. Namun, dengan kondisi (keuangan) Persijap sekarang, sangat sulit mendatangkan pemain-pemain berkualitas," kata Junaedi kemarin.
Setelah mencapai kesepakatan dengan manajemen, dia langsung menghubungi sejumlah pemain Persijap musim lalu yang dinilai masih layak dipertahankan. Akan tetapi, Junaedi kembali dihadapkan dengan persoalan harga kontrak. Dijelaskan, sebagian besar pemain meminta kenaikan nilai kontraknya dibandingkan musim lalu.
"Kami sudah menghubungi pemain-pemain musim lalu seperti Enjang (Rohiman), Ilham (Hasan), dan Nurul Huda. Pada dasarnya, mereka ingin kembali ke Persijap. Namun di sisi lain juga harus ada penyesuaian nilai kontrak. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen," terangnya.
Selain itu, sebenarnya dia ingin membawa pemain belakang Persiba Balikpapan Ferly La'ala. Apalagi, setelah Persijap ditinggalkan Anam Syahrul yang kini berbaju Persiba Balikpapan. Dengan kata lain, Persijap dan Persiba melakukan pertukaran pemain. Akan tetapi, Junaedi tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak ada campur tangan manajemen untuk melakukan nego harga.
Dari materi musim lalu, masih ada sekira 70 persen yang akan dipertahankan. Dengan materi seperti ini, Persijap harus bersikap realistis dalam menentukan target. "Tetap bertahan di Liga Super adalah target realistis. Meski demikian, kami akan tetap berusaha memaksimalkan materi yang ada," ujar Junaedi.
Pelatih asal Balikpapan tersebut akhirnya menyetujui tawaran manajemen Persijap sebesar Rp 450 juta untuk masa kerja satu musim kompetisi. Dalam pembicaraan sebelumnya, Junaedi memasang harga Rp 500 juta. Sedangkan, dengan alasan minimnya dana, Persijap hanya mampu membayar Rp 450 juta.
Terpisah, Manajer Persijap Edy Sudjatmiko menyatakan, perombakan tim akan tetap dilakukan. Dari hasil evaluasi musim kemarin, ada sejumlah sektor lapangan yang membutuhkan suntikan darah segar. "Penambahan pemain tetap akan kami lakukan. Mengingat, kami juga menginginkan hasil lebih bagus dari musim lalu. Untuk saat ini kami belum dapat mengutaran secara rinci," ucap Edy.
Edy Sudjatmiko yang juga Kepala Bagian Pembangunan Setda Jepara akhirnya kembali dipercaya sebagai manajer Persijap. Menyusul buntunya pembicaraan antara Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki dengan Sugiarto yang sebelumnya telah diputuskan sebagai manajer. Sugiarto menolak tugas tersebut dengan alasan usia dan ingin berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Jepara.
"Dengan selesainya permasalahan manajer dan pelatih ini, kami berharap tim dapat segera dibentuk. Inilah jalan tengah yang terbaik untuk menjaga eksistensi Persijap di kancah sepak bola tanah air," jelas Ahmad Marzuki.
Untuk membantu kinerja manajer, pengurus telah membentuk timp Pembina yang beranggotakan para pejabat Eselon II. Sekda Jepara Sholih dipercaya sebagai Ketua Harian Persijap, Asisten III Sekda Fadkurrozi sebagai Direktur Kompetisi Persijap, Kepala Dipenda Anwar Haryono, serta Sugiarto. (msy)
Hanya saja, jika melihat kondisi finansial Persijap saat ini, dia akan kesulitan membangun tim yang solid. Sebagai tim Liga Super, bukan saatnya lagi Persijap menggelar seleksi dari awal. "Kita harus mencari pemain yang sudah jadi. Namun, dengan kondisi (keuangan) Persijap sekarang, sangat sulit mendatangkan pemain-pemain berkualitas," kata Junaedi kemarin.
Setelah mencapai kesepakatan dengan manajemen, dia langsung menghubungi sejumlah pemain Persijap musim lalu yang dinilai masih layak dipertahankan. Akan tetapi, Junaedi kembali dihadapkan dengan persoalan harga kontrak. Dijelaskan, sebagian besar pemain meminta kenaikan nilai kontraknya dibandingkan musim lalu.
"Kami sudah menghubungi pemain-pemain musim lalu seperti Enjang (Rohiman), Ilham (Hasan), dan Nurul Huda. Pada dasarnya, mereka ingin kembali ke Persijap. Namun di sisi lain juga harus ada penyesuaian nilai kontrak. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen," terangnya.
Selain itu, sebenarnya dia ingin membawa pemain belakang Persiba Balikpapan Ferly La'ala. Apalagi, setelah Persijap ditinggalkan Anam Syahrul yang kini berbaju Persiba Balikpapan. Dengan kata lain, Persijap dan Persiba melakukan pertukaran pemain. Akan tetapi, Junaedi tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak ada campur tangan manajemen untuk melakukan nego harga.
Dari materi musim lalu, masih ada sekira 70 persen yang akan dipertahankan. Dengan materi seperti ini, Persijap harus bersikap realistis dalam menentukan target. "Tetap bertahan di Liga Super adalah target realistis. Meski demikian, kami akan tetap berusaha memaksimalkan materi yang ada," ujar Junaedi.
Pelatih asal Balikpapan tersebut akhirnya menyetujui tawaran manajemen Persijap sebesar Rp 450 juta untuk masa kerja satu musim kompetisi. Dalam pembicaraan sebelumnya, Junaedi memasang harga Rp 500 juta. Sedangkan, dengan alasan minimnya dana, Persijap hanya mampu membayar Rp 450 juta.
Terpisah, Manajer Persijap Edy Sudjatmiko menyatakan, perombakan tim akan tetap dilakukan. Dari hasil evaluasi musim kemarin, ada sejumlah sektor lapangan yang membutuhkan suntikan darah segar. "Penambahan pemain tetap akan kami lakukan. Mengingat, kami juga menginginkan hasil lebih bagus dari musim lalu. Untuk saat ini kami belum dapat mengutaran secara rinci," ucap Edy.
Edy Sudjatmiko yang juga Kepala Bagian Pembangunan Setda Jepara akhirnya kembali dipercaya sebagai manajer Persijap. Menyusul buntunya pembicaraan antara Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki dengan Sugiarto yang sebelumnya telah diputuskan sebagai manajer. Sugiarto menolak tugas tersebut dengan alasan usia dan ingin berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Jepara.
"Dengan selesainya permasalahan manajer dan pelatih ini, kami berharap tim dapat segera dibentuk. Inilah jalan tengah yang terbaik untuk menjaga eksistensi Persijap di kancah sepak bola tanah air," jelas Ahmad Marzuki.
Untuk membantu kinerja manajer, pengurus telah membentuk timp Pembina yang beranggotakan para pejabat Eselon II. Sekda Jepara Sholih dipercaya sebagai Ketua Harian Persijap, Asisten III Sekda Fadkurrozi sebagai Direktur Kompetisi Persijap, Kepala Dipenda Anwar Haryono, serta Sugiarto. (msy)