Loading...

Pemasukan Tiket Jeblok

Manajemen Persijap Jepara mulai menatap kompetisi musim depan. Sejumlah evaluasi dilakukan, mulai keterlambatan pembayaran gaji pemain hingga prospek pemasukan yang bisa dimaksimalkan untuk memperkuat pundi-pundi pemasukan tim.

CEO Persijap Adjie Darmana menyebut salah satu kendala terbesar yang dihadapi timnya musim kemarin adalah minimnya pendapatan dari sektor penjualan tiket. Jumlah penonton yang datang langsung ke stadion menyaksikan aksi Anam Syahrul dkk tidak sebesar musim sebelumnya. ”Ini menjadi evaluasi bersama. Kami yakin warga Jepara tetap mencintai dan mendukung Persijap. Akan tetapi, jika prestasi tim kesayangannya sedang menurun,kami bisa memaklumi dukungan kepada tim juga berkurang,” kata Adjie Darmana.

Sejak awal kompetisi, manajemen mematok target bisa meraup pendapatan sekitar Rp200 juta untuk setiap laga di kandang sendiri. Namun kenyataan berkata lain,panpel Persijap harus gigit jari setelah melihat jumlah tiket yang terjual. Dalam setiap laga kandang di kompetisi kemarin, panpel Persijap hanya mendapatkan pemasukan belasan juta rupiah.Jumlah itu tentu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk sebuah laga kandang.

Situasi ini lantas berakibat fatal. Ketika konsorsium telat membayarkan gaji pemain, manajemen tidak bisa berbuat banyak. Sebab, dana di manajemen juga sangat minim akibat penjualan tiket tidak bisa maksimal. Untuk itulah, manajemen masih berharap kepada konsorsium.Meskipun telat membayar gaji pemain selama beberapa bulan,manajemen Persijap masih menginginkan konsorsium bersedia menjadi sponsor utama pada kompetisi musim depan.

Sebab,selama musim kompetisi kemarin konsorsium melalui badan usahanya PT Mitra Bola Indonesia (MBI) sudah mengeluarkan dana miliaran rupiah untuk Persijap. Manajemen melihat secara realistis. Sebelum dana operasional Persijap tersendat dalam tiga bulan terakhir,konsorsium telah membiayai seluruh pengeluaran Persijap,dari kontrak pemain hingga keperluan lain. Ini menjadi solusi saat dana APBD tidak bisa digunakan dan upaya mencari sponsor bagi Persijap masih sulit dilakukan.

”Jujur saja,saat-saat seperti ini masih sulit mencari sponsor untuk menutup biaya operasional Persijap.Karena itulah,peran sentral perusahaan konsorsium sebagai pendonor diharapkan masih berlanjut untuk musim depan,” kata Adjie Darmana. Dia menyatakan, mencari sponsor yang bersedia mengeluarkan donasi di atas Rp500 juta sudah sangat sulit dilakukan.

Sementara konsorsium mengucurkan dana setidaknya Rp 650 juta. Itu dilakukan setiap bulan sejak awal kompetisi dan hanya untuk menggaji pemain serta tim pelatih. Kepastian PT MBI untuk kembali menjalin kerja sama dengan Persijap masih menunggu regulasi tentang kompetisi musim depan. Tentu saja ini harus melihat dari hasil Kongres PSSI yang akan digelar September mendatang. (Sundoyo Hardi/koransindo)
SGBK 5957893181104977666

Posting Komentar

  1. menurut saya bukan karena permainan Tim yang menyulutkan niat supporter untuk datang ke SGBK, melainkan lebel kompetisi (IPL) yang tidak direstui sebagian besar warga Jepara , oke lah manajemen berkilah karena soal permainan TIm, tapi menurutku karena masalah label liganya saja, #salammerahsejati

    BalasHapus
  2. Omonganmu sing tanpa nok pikir koyo kuwe males mikir persijap padahal kowe nduwe jabatan management nok persijap merger iku isamu urip pengen penak e nthok.

    BalasHapus
  3. bener bgt omongane ultras. karena saya sendiri juga males nntn PERSIJAP yg main di LPI

    BalasHapus
  4. wis labele LPI terus pemaine g menjual sisn SEMOGA TAHUN DEPAN PERSIJAP DI ISL. AMIN.....

    BalasHapus

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive