LPI: Liga Tanpa Orientasi Prestasi?
http://www.persijap.or.id/2011/01/lpi-liga-tanpa-orientasi-prestasi.html
Se-meriah atau se-elit apapun level suatu liga, haruslah pada akhirnya berorientasi prestasi. Dalam artian, kelak mesti menghasilkan individu-individu unggul demi mengangkat harkat martabat bangsa di kancah sepakbola.
Tengoklah misalnya, apa yang kurang dengan dari Barclay's English Premiere League yang oleh mayoritas para penggila bola saat ini masih 'dianggap' sebagai liga sepakbola nomer satu di dunia berdasarkan nilai koefisien UEFA dan FIFA serta berbagai parameter lainnya.
Tapi tahukah kita? bahwa justru masyarakat Britania tidak beranggapan seperti itu. Mereka senang dianggap mempunyai liga sepakbola terdepan, tapi tidak bangga, karena timnas Tiga Singa mereka sudah lama nihil prestasi. Artinya, mereka masih merasa orientasi prestasi liga sepakbola mereka belum berhasil, meskipun dianggap paling top sejagat.
Itu tadi kita bicara tentang Liga Inggris. Nah sekarang tentang LPI. Bukan ingin membandingkan (karena jelas memang tidak layak dibandingkan). Tapi kita masih bisa membuat analogi. Profesionalisme seperti apa yang dìarapkan kalau komponen dalam klub-klub peserta LPI tetap saja wajah-wajah lama dan ironisnya itu-itu juga.
Kemudian kira-kira orientasi macam apa yang hendak dituju oleh LPI?
Jangankan demi prestasi, sementara keabsahan semua unsur-unsurnya mereka saja tidak diakui, apalagi bisa membawa nama bangsa dan mengukir gelar? Pada kondisi mendesak tertentu, revolusi sepakbola memang suatu keniscayaan. Tapi tidak dengan lantas membuat liga tandingan. Benar kita perlu membersihkan penyakit kronis di PSSI. Tapi obatnya tentu bukan individu-individu oportunis yang berkoalisi dalam barisan sakit hati.
Mari bersama kita renungkan kawan...
Oleh : Eltief Mourinho
Tengoklah misalnya, apa yang kurang dengan dari Barclay's English Premiere League yang oleh mayoritas para penggila bola saat ini masih 'dianggap' sebagai liga sepakbola nomer satu di dunia berdasarkan nilai koefisien UEFA dan FIFA serta berbagai parameter lainnya.
Tapi tahukah kita? bahwa justru masyarakat Britania tidak beranggapan seperti itu. Mereka senang dianggap mempunyai liga sepakbola terdepan, tapi tidak bangga, karena timnas Tiga Singa mereka sudah lama nihil prestasi. Artinya, mereka masih merasa orientasi prestasi liga sepakbola mereka belum berhasil, meskipun dianggap paling top sejagat.
Itu tadi kita bicara tentang Liga Inggris. Nah sekarang tentang LPI. Bukan ingin membandingkan (karena jelas memang tidak layak dibandingkan). Tapi kita masih bisa membuat analogi. Profesionalisme seperti apa yang dìarapkan kalau komponen dalam klub-klub peserta LPI tetap saja wajah-wajah lama dan ironisnya itu-itu juga.
Kemudian kira-kira orientasi macam apa yang hendak dituju oleh LPI?
Jangankan demi prestasi, sementara keabsahan semua unsur-unsurnya mereka saja tidak diakui, apalagi bisa membawa nama bangsa dan mengukir gelar? Pada kondisi mendesak tertentu, revolusi sepakbola memang suatu keniscayaan. Tapi tidak dengan lantas membuat liga tandingan. Benar kita perlu membersihkan penyakit kronis di PSSI. Tapi obatnya tentu bukan individu-individu oportunis yang berkoalisi dalam barisan sakit hati.
Mari bersama kita renungkan kawan...
Oleh : Eltief Mourinho
Dari sisi mana anda menilai, mereka (LPI) adalah "orang sakit hati".
BalasHapusSaya bukan memposisikan diri untuk membela LPI.
Tapi apapun itu, bila untuk kemajuan sepakbola Indonesia, patut kita tanggapi secara positif.
Jujur, saya pribadi sudah muak melihat para "benalu" di dalam PSSI.
NH dalam wawancara di acara delik(SCTV).
Dengan begitu sombong dan dengan arogannya.
Menyatakan penolakan keras terhadap hadirnya LPI, tapi sekali lagi dengan cara yang saya kira tidak patut untuk di contoh.
Setidaknya kita semua, bisa lebih bijak dan obyektif melihat permasalahan ini.
Demi majunya sepakbola indonesia.
Salam,
Setuju dg goresan Elthif. Tanpa bermaksud mengecilkan dan mengesampingkan tujuan LPI tp publik jg bisa menilai bagaimana proses kelahiran LPI. apapun yg dihasilkan dr induk yg tdk "absah" maka hslnya pun patut dipertanyakan. Terobosan org2 di LPI merupakan satu langkah gegabah dr org2 yg mengaku peduli sepakbola Indonesia. Keberadaan LPI justru akan membuat talenta2 berbakat yg terlibat didlmnya tdk punya kesempatan membela TIMNAS, bukan tanpa alasan krn faktanya LPI tdk diakui FIFA shg insan didlmnya pun tdk berada di bwh naungan FIFA, klo sdh demikian hal yg mustahil LPI berkontribusi untuk TIMNAS.
BalasHapusReformasi sepakbola nasional memang wajib mughaladzah di kobarkan di negeri ini, tp harus dg cara2 yg cerdas. Kita tdk mungkin dpt mereformasi PSSI hanya dg liga tandingan yg katanya "mengumbar kemakmuran bagi klub2 pesertanya", apa semudah itu????
Masyarakat jg ingin melihat PSSI di reformasi, tp tdk dg cara yg justru membuat bnyak kontroversi dimasyarakat. Jika ingin memperbaiki liga kita, berikan kontribusi tenaga dan pemikiran. jika ingin membangun Timnas yg tangguh kenapa hrs membuat liga tandingan sementara banyak liga usia muda kita yg krg berkembang, lalu mengapa penggagas2 LPI tdk memanfaatkan ruang tersebut??? mengapa mereka tdk berinisiatif mengembangkan bakat2 muda yg tidak tergali oleh PSSI??? bukankan itu jauh lebih baik???
Banyak hal yg bisa dilakukan utk membangun persepakbolaan Indonesia tapi marilah kita satukan visi bukan ego. kehadiran LPI semakin mengukuhkan betapa negeri ini dipenuhi org2 yg gila popularitas, gila jabatan, dan gila pamor. Lalu apa bedanya dg org2 yg menurut mereka hrs direformasi???(PSSI) TAK ADA BEDANYA BLASSS!!!! jujur saya ragu dg niat tulus mereka membangun sepakbola kita, atau mereka memang tidak cukup cerdas untuk mengambil sebuah tindakan?????
Bagiku NO NURDIN DKK, NO LPI, Yes Reformasi PSSI!!!
tp sekali lg marilah kita pakai cara2 yg cerdas dan bermartabat!!! bukan dg tindakan yg berpolemik. kasihan masyarakat yg selalu disuguhi dg polemik dari para elit.
orangnya itu-itu aja gak apa-apa, tapi yang penting prosesnya dalam kompetisi LPI emang lebih baik dari LSI. kalau dibandingkan, wasit yang meimpin LSI sangat amatir sekali.... dan juga walaupun wasit LPI bekas LSI, ternyata sekarang lebih bagus dan lebih profesional...
BalasHapussaya dukung LPI ... smoga LPI ini benar2 membawa perubahan yg positif bagi persepak bolaan tanah air.
BalasHapusMEMANG, sesuatu yang baru sangatlah menyilaukan mata..., misal kita membeli suatu barang baru..pastilah akan terlihat lebih bagus dari barang yang sudah lama.., tapi kemudian yang jadi masalah..APAKAH KUALITAS BARANG BARU ITU BENAR-BENAR TERUJI..? bisa jadi barang baru itu kualitasnya lebih rendah dari yang lama..., ISL memang banyak kelemahan...tapi bukan berarti LPI akan se sempurna yang di gembar-gemborkan..., baru beberapa pertandingan.. dan itu belum bisa jadi jaminan..apa benar LPI akan langgeng..?? apa benar klub-klub itu bisa mandiri..?? dana puluhan milyar untuk mengarungi ISL saja di nilai kurang,,apalagi hanya 15-20 miliar.., sebenarnya program LPI bagus..tapi apakah para pengurus klub LPI memang nyata,,ingin profesionalitas..?..apa justru hanya silau dana 20 M..?? yang artinya managemen bisa santai2 tanpa repot cari dana..sukur2 kalo lebih..lumayan masuk kantong...:: kita berfikir rasional saja..jangan munafik..pengurus klub LPI bukan dewa..mereka juga manusia, sama kaya NH..
BalasHapusyg jelas PERSIJAP jangan buru-buru ke LPI.. ingat perjuangan keringat, bahkan nyawa jadi taruhan sampai di ISL.. karena klub LPI yg ingin pindah ke mbali ke jalan PSSI harus di mulai dari divisi 3...
kwalitas wasit diLSI jelas lebih prof,lbh tegas dibandingkan wasit pertandinagan LSI.... pemain LPI lebih menghargai keputusan wasit,lebih hormat ma wasit... padahal pemain serta wasit diLPI sbagian besar "mantan" penghuni LSI.
BalasHapusklu sy dukung sepakbola indonesia....lihatlah ND dan kroninya...kmrn AFF runner up aja gak mau mundur,pa lg menang,terkesan gak ada yg mampu menurunkan ND.untuk ND anda lebih TERHORMAT jika kmrn anda mengundurkan diri..tp memang ND yg rakus
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusapakah tulisan ini ditujukan karena persijap masih di LSI...atau.....
BalasHapusini hanya penilaian anda sendiri.... janganlah berfikiran sempit....
bukannya saya membela LPI tapi lebih baik kita lihat saja kedepannya...
kita semua harus optimis dan jangalah Pesimis...
di LSI klub2 disokong dengan dana APBD sedangkan di LPI kita diberi modal untuk mengelola agar sepakbola kita menjadi maju...
sampai kapan kita harus menunggu keamajuan sepakbola kita apabila kita tidak melakukan perubahan sekarang....
bila kita tidak memulainya...ya 10-20tahun isinya ya itu2 saja...
hey..hey..hey..tak perlu repot tmn2, qt dukung aja liga yg resmi, berdoa agar lebih baik, n berjuang agar NH dkk dpt digantikan oleh org2 yg tulus n kompeten ngurus bola.yg pasti saat ini LPI bkn liga yg tepat utk diikuti, kecuali jk ntar dh absah di mata FIFA, OK?????????
BalasHapusJudul Tulisan yang diangkat sudah tidak obyektif..
BalasHapussekali lagi sebagaimana dengan kawan-kawan yang telah menyampaiakan tanggapan terlebih dahulu, bahwa saya sebagai pecinta sepak bola Indonesia tidak pernah memihak kepada siapapun, yang kami punya hanya harapan untuk persepakbolaan yang lebih maju dan menghibur.
tulisan anda akan menjadi blunder tersendiri,karena pecinta sepakbola (bahkan yang awam sekalipun) bisa merasakan bagaimana kondisi (Buruknya) perspakbolaan indonesia sekarang ini yang dijalankan oleh PSSI..
biarkan semua berjalan dan masyarakat akan punya penilaian sendiri..
pendaanaan yang tidak menyusu kepada APBD tentunya akan lebih adil, mengingat tidak semua masyarakat gandrung dengan sepakbola.
kalau memang punya niat untuk membangun dan memajukan persepakbolaan tanah air, saya kira tak peerlu kebakaran jenggot menghadapi kehadiran LPI..
TULISAN YG GA BERDASAR
BalasHapusOk pertama anda membahas BPL dan inggris
Apa anda tau salah satu faktor utama knapa inggris ga
maju?
hal tersebut dikarenakan terlalu banyak pemain non asli inggris yg terlalu banyak beredar sehingga menyebabkan berkurangnya porsi bermain pemain asli dan pemain muda inggris
apa anda tau musim2 kemarin ARSENAL dalam suatu pertandingan pernah cuman memainkan 1 pemain asli inggris si theo wallcot
akibatnya anda tau sendiri KLUB MAJU TAPI TIMNAS JEBLOK
masalah itu dah sering jd kritikan2 pengamamat sepakbola inggris
musim ini FA membuat regulasi baru dengan mengharuskan pihak klub memberikan beberapa porsi untuk pemain asli inggris.
Saya tetap respek dengan LPI walopun belum jelas jg hasilnya, lebih baik dicoba dr pada hanya diam di tempat
@eltif morinho : saya hormati pendapat anda klo ga stuju dengan LPI tpi jangan mpe menyudutkan kayak gt
sekarang saya tanya pada anda gmana solusi konKrit untuk memperbaiki sepakbola indonesia dan PSSI
JANGAN JADI ORANG YG HANYA BISA NGRITIK DAN BERAGUMEN MACAM2 TANPA BISA MEMBERI SOLUSI
Begitu aja kog repot, sudah repot repot masih begitu begitu saja........... kenapa baru sekarang sepak bola ada RESMI atau TIDAK RESMI ?? BAL-BALAN kog dibuat ribet, dijadikan alat pertempuran, yang penting BISA MENGHIBUR RAKYAT lha wong katanya BAL-BALAN sebagai HIBURAN RAKYAT. dan yang lebih penting TIDAK MERUGIKAN RAKYAT (tidak pakai uang rakyat "KALO TERPAKSA PAKAI YA ADIL olah raga kan bukan cuma bal-balan", rakyat jadi saling bermusuhan, anarkis dll).
BalasHapusAmbil hikmahnya, ambil indahnya........... rakyat boleh memilih hiburan yang tidak merugikan........ kalo LPI pesertanya di modali (tidak pakai APBD) kenapa tidak PERSIJAP JEPARA ikut ? Kalo LSI selama ini masih disuntik APBD.................. apakah kita tidak kasihan pada saudara kita yang tidak kuat makan nasi "MAKAN TIWUL" dan akhirnya keracunan ............ SETUJU PERSIJAP IKUT LPI......... LSI NO APBD
Suporter Indonesia Bersatulah ! HIDUP BERSAMA HARUS DIJAGA
jika anada menganggap wasit lsi adalah amatir, gak mungkin FIFA memberi lisesni wasit...yang bisa di bilang amatir adalah wst lpi...smua wasit yg bermaslah di lsi di pakai lpi...silahkan di renungkan..
BalasHapusLSI(liga suap indonesia)................................
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKalo pada komen tu mohon yang fair dan sopan saudara2. Anda2 sendiri belum tentu bisa menuangkan pendapat,tapi ada kawan kita yang menyumbang saran malah di hujat. Maaf ya,bukane bela sapa2,tapi saya tau penulis artikel ini.Dia pukan orang sembarangan. Gak usah pd ngina atw ngajarin dia ttg Liga Inggris,bla bla dll. Ne kawan kita orang pinter& gk sembarangan. Dia editor d KOMPAS.com, jg kontributor tabloid BOLA utk wilayah Jogja sejak 2003, bersama rekan Sahlul Fahmi. Dia juga kontributor utk Majalah sepakbola internasional Four Four Two,dll sejak 2007 smp sekarang.
BalasHapusJadi qt harusnya bangga ada orang Jepara sekualitas dia. So, setuju gak setuju tu gak masalah, tapi jangan menghina intelektualitas dan kredibilitas penulis. Masih mending dia mau repot2 urun saran tanpa imbalan nulis d sini.
Begitu kawan2.Silahkan dilanjutkan..
Yo. Bener banget kang zero seven. Yang komen ngawur tu gak paham, gak berkaca pengetahuannya, tapi merasa ws paling paham bal2an, malah nyalahke penulise. Lha mereka aja gak tau penjahat2 yg ada di LPI sapa aja, taunya cuma gemerlap LPI bla bla. Isin aq dadi wong Jeporo nek do katrok ngunu wi
BalasHapusArep LPI, Arep SLI.. Tetepo BERAS, LOMBOK seh LARANG..
BalasHapusIni INDONESIA BUNG.. G kerjo MANGAN opo...
DAMAI Bung.. Tetap Satu.. PERSIJAP JEPARA..!!!
Tetep semangat bwt penulis.
BalasHapusTetep jempol bwt yg komen.
Tetep kere bwt yg dukung si Beye,he he he..
Prikitiuw
Kang Darno for Presiden 2014,he he he he he he
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusLPI liga yang baru lahir, ibaratnya masih bayi. Masih harus banyak belajar untuk benar benar diakui semua pihak termasuk FIFA. Namun misinya untuk sepak bola Indonesia sudah luar biasa, kita lihat bedanya dengan LSI.
BalasHapusLiga Super Indonesia (LSI):
LSI dengan payung PSSI.
Afiliasi regional: AFC
Afiliasi Internasional : FIFA
- Struktur Saham:
Yayasan: 5 persen
Klub: 0 persen
PSSI: 95 persen
- Pembagian Hak Siar TV :
Hanya uang kompensasi siaran langsung : 0 persen
- Pembagian Sponsor Utama : 0 persen
Keuntungan : 100 persen untuk PSSI/PT Liga Indonesia
- Wasit : Lokal
- Sumber Dana : APBD
- Badan Yudisial : Komdis dan Komding PSSI
- Peserta : 18 klub
- Sponsor : PT. Djarum (Rp.41.5 milliar)
- Hadiah : rp.1,5 milliar
Liga Primer Indonesia (LPI):
LPI di bawah payung PSSI
Afilliasi Regional: AFC
Afiliasi Internasional: FIFA
- Struktur Saham
Yayasan: 100 persen klub
- Pembagian Hak Siar TV
Klub: 100 persen
- Pembagian Sponsor Utama
Klub: 100 persen
- Keuntungan
Kuota Klub Peserta: 80 persen
Kuota Pembinaan: 20 persen
- Wasit: Asing (2 tahun)
- Sumber Dana: Investasi Rp 15-20 milliar per klub
- Badan Yudisial: Komdis dan Komding LPI
- Peserta: 18-20 klub
- Sponsor: Konsorsium investor
- Hadiah: 5 milliar.
Profesionalisme dan kemandirian adalah perbedaan fundamental antara LPI dan Liga Super Indonesia (LSI) yang dikelola PSSI. LPI menggerakkan kompetisi tanpa menyusu kepada APBD, sedangkan LSI bergantung pada suntikan dana pemerintah. Kalau sebuah kompetisi masih mengemis dana pemerintah, bagaimana mungkin menegakkan kemandirian?
( cntrl+c cntrl+v dari kaskus )
Satu lagi , Liga Primer Indonesia tidak tanggung2 dalam berkerja untuk auditor menggunakan Deloitte perusahaan auditor paling terkenal di dunia, pake auditor kelas dunia gini gak bisa main2 duit di tilep 1 perak pun bakal kelacak
Pertimbangkan untuk membentuk Jepara FC, karena fanatik yang terlalu berlebihan termasuk fanatik pada PSSI hasilnya akan sama, seoak bola kita semakin carut marut.
Semoga sepak bola Indonesia lebih baik dan berprestsi.
Dari media koq cuma mencaci bukan ngasih solusi! Apa ada kata d atas bgaimana baiknya ISL?
BalasHapusLPI emang haram tp aq ga seapatis itu. Coba tengok, klo namanya obat klo ga ada yg manjur, hamrampun d perbolehkan. Asal ntar klo udah sembuh yo ga perlu lg. Aq kira perlu koq malahan untuk sekarang ini. Ben mripate melek PSSI iku. Umpane wong waras lek d saingi yo ojo malah golek salahe wong liyo. Piye carane iso luweh apik lan bermutu.
Kanggo bro adiet nok duwur ono tambahan
BalasHapusPSSI arep di audit lembaga terkenal, yoiku KPK . Kabare wis dilaporake ICW barang.
@ Netizen Zero Seven : sialhkan anda baca lagi mas bagian mana dari artikel di atas yang ada sarannya????
BalasHapusbaca baik2 mas
ok setuju klo berpendapat harus fair n sopan
YANG DI BAHAS DISINI ITU ISI TULISAN ARTIKEL, BUKAN TENTANG PENULIS ARTIKEL
apakah jika yang menulis artikel orang pinter/orang pengalaman ( TANPA MENGURANGI RASA HORMAT PADA PENULIS ARTIKEL)kita harus menerima mentah2 isi artikelnya
Dalam forum ini kita bebas mengeluarkan pendapat bung..
setuju dengan anonim di atas : jika anda melemparkan suatu opini ke floor, jangan berharap anda cuman akan mendapat anggukan. prepare utk suatu sanggahan atau ejekan terhadap opini anda. ini forum terbuka, ada interaksi dua arah. beda dengan media cetak dll yg cuman satu arah.
Selama LPI ga ngrugiin qta KNP MESTI diRIBUTIN sih ?? Biarin aja mrka jalan, toh GA GANGGU qta kan ??
BalasHapusDari pd ngurusin LPI mending NGURUSIN PERSIJAP, gmn caranya PERSIJAP bisa mandiri lepas dari APBD even PERSIJAP msh di ISL.
Segala sesuatu ada baik dan buruknya, klo buruk ya birain aj ngpain dipikirin, tp klo baik knp ga qta tiru, qta jadikan itu sbg smangat dan inspirasi yang membangun demi kebaikan qta.
Dari pd ngurusi LPI, nek memang sing nulis artikel iki wong pinter, kita tunggu sarannya " piye carane reformasi PSSI lan piye carane buang NURDIN si bajingan kae "
BalasHapusBUKTIKAN KLO ANDA MEMANG PINTAR....!!!!
Wis ra bayaran, isih di sengen2i ae kae,hehehe".Mesakke kae sg nulis,hehehe.Ws kang penulis,rasah mampir kene wae.Gara2 LPI kq podo2 wong Jeporo mlh saling hujat..,
BalasHapusancen nek bab komen po menghujat ki pinter2.Nek merasa ra cocok karepe langsung nyalah2ke.Wis jan.Kae penulise ki jane yo ono solusi,q ws tau moco idene ng majalahe bulan2 wingi,lumayan sip. tapi gak iso asal nulis ng kene. Nek konangan bose iso di sengeni. Lagian yo paling wonge dadi males saiki.Wis ra bayaran, malah di sengeni wong 'pinter2',hehehehe.
Hidup njeporo.,
Lagian sg komen yo rodo parah kuq. Lha sg nulis wae ra mengaku2,ra menonjollan diri merasa pinter tu.Lha kuq malah ono sing komen :" NEK KOWE PINTER COBA KASIH SOLUSI dst..". Lha nulise ae wis nggo huruf gedhe,mrintah2 koyok opo wae.Stay cool nopo cah,hehehehe..
BalasHapusyang penting nurdin bangsat turun itu Ja...
BalasHapusmau ikut LPI ato LSI sama saja asal halal...tapi emang penguruse PSSI wonge bangsat kabeh bin rakus bin serakah bin tamak...
sampek kudu muntah nek delok ND n kroni2nya...
Sudahlahhh...
BalasHapuspolemik tulisan disini tidak akan ada habisnya...
namun menurut saya pribadi terbaca dengan jelas, yang mendukung ISL adalah Suporter sejati yang sudah mendukung Persijap scr All-out, baik di lapangan,tribun, maupun di luar Tribun yang terlibat secara teknis, mereka selalu hadir dan update terus mengenai Persijap.
tentu saja ketika muncul LPI, seolah-olah menjadi ancaman, bahwa dukungan serta kerja keras untuk Persijap (yang bergabung di ISL) seperti akan dipatahkan oleh pendukung LPI. ada istilah "Wes Kadung Total".
sedangkan yang mendukung LPI adalah suporter yang juga cinta mati tapi tidak terlalu terlibat secara teknis (cth: masuk dalam asosiasi suporter) tapi mereka juga mengikuti update terbaru tentang Persijap.
jadi tetap harus dipahami, yang tergabung disini semuanya adalah peCinta Persijap dan tetap mendukung kemajuan sepakbola di Indonesia dan lebih khusus untuk kemajuan sepakbola di Jepara..
polemik ini tak lebih seperti memilih Partai, kehadiran Partai Baru selalu dicemburui oleh partai lama..
to Eltief Mourinho :
BalasHapus"..benar kita perlu membersihkan penyakit kronis di PSSI. Tapi obatnya tentu bukan individu-individu oportunis yang berkoalisi dalam barisan sakit hati."
Justru di PSSI banyak orang Oportunis..tidakkah kau bisa berpikir sebelum mebuat artikel ini kawan?