Sartono Dukung Penghapusan Tenaga Asing
http://www.persijap.or.id/2012/07/sartono-dukung-penghapusan-tenaga-asing.html
Berbeda dengan kubu Persijap, pelatih senior Sartono Anwar menyambut baik rencana penghapusan penggunaan pemain asing pada kompetisi musim depan. Dia menilai, sampai saat ini kontribusi pemain asing terhadap persepakbolaan dalam negeri belum terlihat jelas.
”Kita bisa melihat sendiri, berapa pemain asing di Indonesia yang benar-benar berkualitas. Sebagian besar pemain asing yang ada di sini kualitasnya mengecewakan. Akibatnya, performa tim tidak terdongkrak dan anggaran manajemen tersedot banyak ke pos ini,” kata pelatih yang terakhir membesut Persijap tersebut.
Dia yakin, meskipun tanpa pemain asing sepakbola Indonesia tetap menarik. Selain itu, jenjang pembinaan akan tetap berjalan. Muaranya adalah pada pembentukan tim nasional. Dengan memberikan kesempatan kepada pemain domestik dan talenta-talenta muda, maka mereka akan memiliki jam terbang lebih banyak untuk mengasah kemampuannya.
”Bukan hanya pemain asing, kalau perlu tidak usah menggunakan pelatih asing. Para pelatih di negeri ini memiliki kualitas yang tidak kalah bagusnya kok,” jelas dia.
Selain itu, Sartono juga menyoroti penyelenggaraan kompetisi musim kemarin. Banyaknya klub yang tidak bisa membayar gaji pemain menjadi preseden buruk bagi persepakbolaan Tanah Air. Konsorsium yang diharapkan bisa menjadi ayah angkat tim peserta kompetisi justru kelimpungan di tengah jalan.
Untuk itulah, dia meminta konsorium yang ikut menaungi tim-tim Indonesian Premier League (IPL) musim ini tetap bertanggung jawab atas setiap kewajibannya. Dia mencontohkan, meskipun Persijap telah menyelesaikan seluruh pertandingan di kompetisi, namun ada hak-hak pemain yang belum terpenuhi. Hak-hak tersebut adalah pelunasan gaji yang menunggak selama beberapa bulan terakhir.
Sartono yakin, bukan hanya pemain Persijap yang mengalami “musibah” tersebut. Sejumlah klub juga didera krisis finansial yang akhirnya membuat pemenuhan hak-hak pemain terganggu.
Untuk itulah, dia meminta kepada konsorsium untuk segera memberikan kepastian. ”Ini sangat ditunggu para pemain. Sebab, harus diakui bahwa para pemain menggantungkan hidupnya dari sepakbola. Jika sampai hak-hak tersebut tidak terpenuhi, saya merasa kasihan. Sebab mereka juga sangat membutuhkannya untuk dirinya dan terlebih keluarganya,” ucap Sartono.
Dia merasa prihatin dengan kondisi para pemain. Di saat menjelang Lebaran seperti ini, seharusnya para pemain bisa pulang ke rumah dengan kepala tegak. Membawa rezeki dari hasil memeras keringat di lapangan. Sebab, kebutuhan menjelang Lebaran biasanya sangat besar.
”Saya sering dicurhati para pemain. Mereka bingung karena tidak punya uang menjelang Lebaran. Kasihan keluarga mereka yang sudah lama menantikan momentum seperti ini,” ungkap Sartono. (Sundoyo Hardi/Koran SI)
”Kita bisa melihat sendiri, berapa pemain asing di Indonesia yang benar-benar berkualitas. Sebagian besar pemain asing yang ada di sini kualitasnya mengecewakan. Akibatnya, performa tim tidak terdongkrak dan anggaran manajemen tersedot banyak ke pos ini,” kata pelatih yang terakhir membesut Persijap tersebut.
Dia yakin, meskipun tanpa pemain asing sepakbola Indonesia tetap menarik. Selain itu, jenjang pembinaan akan tetap berjalan. Muaranya adalah pada pembentukan tim nasional. Dengan memberikan kesempatan kepada pemain domestik dan talenta-talenta muda, maka mereka akan memiliki jam terbang lebih banyak untuk mengasah kemampuannya.
”Bukan hanya pemain asing, kalau perlu tidak usah menggunakan pelatih asing. Para pelatih di negeri ini memiliki kualitas yang tidak kalah bagusnya kok,” jelas dia.
Selain itu, Sartono juga menyoroti penyelenggaraan kompetisi musim kemarin. Banyaknya klub yang tidak bisa membayar gaji pemain menjadi preseden buruk bagi persepakbolaan Tanah Air. Konsorsium yang diharapkan bisa menjadi ayah angkat tim peserta kompetisi justru kelimpungan di tengah jalan.
Untuk itulah, dia meminta konsorium yang ikut menaungi tim-tim Indonesian Premier League (IPL) musim ini tetap bertanggung jawab atas setiap kewajibannya. Dia mencontohkan, meskipun Persijap telah menyelesaikan seluruh pertandingan di kompetisi, namun ada hak-hak pemain yang belum terpenuhi. Hak-hak tersebut adalah pelunasan gaji yang menunggak selama beberapa bulan terakhir.
Sartono yakin, bukan hanya pemain Persijap yang mengalami “musibah” tersebut. Sejumlah klub juga didera krisis finansial yang akhirnya membuat pemenuhan hak-hak pemain terganggu.
Untuk itulah, dia meminta kepada konsorsium untuk segera memberikan kepastian. ”Ini sangat ditunggu para pemain. Sebab, harus diakui bahwa para pemain menggantungkan hidupnya dari sepakbola. Jika sampai hak-hak tersebut tidak terpenuhi, saya merasa kasihan. Sebab mereka juga sangat membutuhkannya untuk dirinya dan terlebih keluarganya,” ucap Sartono.
Dia merasa prihatin dengan kondisi para pemain. Di saat menjelang Lebaran seperti ini, seharusnya para pemain bisa pulang ke rumah dengan kepala tegak. Membawa rezeki dari hasil memeras keringat di lapangan. Sebab, kebutuhan menjelang Lebaran biasanya sangat besar.
”Saya sering dicurhati para pemain. Mereka bingung karena tidak punya uang menjelang Lebaran. Kasihan keluarga mereka yang sudah lama menantikan momentum seperti ini,” ungkap Sartono. (Sundoyo Hardi/Koran SI)
Konsorsium punya klub 12 di IPL, yah begini jadinya,gk bisa biayai, liga primer setahu saya ya liga yg klubnya di biayai sendiri perorangan, sponsor, dll. kembalikan aja liga yg dulu, kebanyakan klub di indonesia adalah klub daerah bukan klub primier,, pemain asing perlu tp jgn banyak2, boros. tq
BalasHapusKet Mbiyen nek ulah djohar arifin ancen marai kisruh! ra iso ngatur IPL!
BalasHapusngono kok iso dipileh kui piye tah matane do picek kabeh!