Fokus Merger dengan Anggota LPI
http://www.persijap.or.id/2011/08/fokus-merger-dengan-anggota-lpi.html
Persijap Jepara, satu-satunya klub peserta Indonesia Super League (ISL) di Jateng, fokus menindaklanjuti rencana merger dengan klub Liga Primer Indonesia (LPI).
Mereka kini tengah merencanakan pertemuan di Jepara. Klub yang menjadi partner dari LPI, dan akan hadir bersama CEO LPI Wijayanto. ”Rencana CEO LPI bersama klub terkait akan ke Jepara pekan depan. Kami siap menerima, karena ini akan menjadi pertemuan penjajakan yang lebih fokus,” kata Adjie Darmana, anggota Tim Kecil bentukan Persijap, Jumat (12/8) pagi.
Selain Adjie, tim itu juga diisi Soetedjo S Sumarto (pengurus) dan Juli Susanto (personel manajemen Persijap). Adjie menyatakan rencana pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari surat yang dikirim ke LPI, baru-baru ini. Hanya saja ia belum mengungkap nama klub yang akan berembuk di Jepara.
”Hanya ada satu klub dari LPI yang akan datang dan itu menjadi otoritas di manajemen LPI. Mereka yang memilihkan partner, tetapi kami tetap akan memberi masukan-masukan,” ujarnya.
Dari sisi konsep, rencana merger itu belum final, karena itu otoritas di Persijap memilih akan mematangkannya dalam pertemuannya dengan LPI, pekan depan.
Ada beberapa konsep awal yang muncul, sebagaimana disampaikan Adjie. Kemungkinan yang muncul adalah pembentukan perseroan terbatas (PT) baru untuk mewadahai saham dari pihak klub LPI dan Persijap. Itu artinya PT Laskar Kalinyamat akan dilebur.
Dua Kemungkinan
Selain itu untuk kepemilikan saham, juga bisa dua kemungkinan, apakah dalam bentuk badan usaha atau perseorangan. Jika badan usaha, maka perhitungannya Persijap kuat berapa dan klub LPI itu kuat berapa, nanti dijadikan satu, termasuk siapa sosok-sosok yang akan duduk di PT baru.
”Jadi melihat wacana ini, merger lebih dipertajam pada pengelolaan finansial klub. Itu karena Persijap sudah siap dari sisi infrastruktur dan aspek pembinaan,” jelas Adjie.
Pihak klub LPI yang akan ditunjuk dan Persijap juga akan sama-sama duduk bersama untuk memastikan konsep kesehatan pengelolaan keuangan klub dan roda bisnisnya.
Soal nama klub, wacana yang berkembang adalah tetap menggunakan nama klub ISL, meski itu masih menunggu petunjuk final dari PSSI. Di antara klub yang sudah lebih maju dalam rencana merger adalah PSMS Medan bersama dua klub LPI di kota yang sama, yakni Bintang Medan FC dan Medan Chiefs.
”Kami masih melihat perkembangan di Medan, karena konsepnya bisa jadi serupa dengan yang akan ditempuh Persijap,” lanjutnya.
Rencana pertemuan dengan LPI itu dilatarbelakangi krisis keuangan di Persijap, terutama untuk memenuhi persyaratan deposit tunai Rp 5 miliar ke PSSI sebelum 22 Agustus. Tanpa sokongan APBD, roda bisnis di Persijap yang dinilai belum berjalan efektif, belum mampu menyangga keuangan klub yang rata-rata Rp 12 miliar/musim. (H15-81)
Mereka kini tengah merencanakan pertemuan di Jepara. Klub yang menjadi partner dari LPI, dan akan hadir bersama CEO LPI Wijayanto. ”Rencana CEO LPI bersama klub terkait akan ke Jepara pekan depan. Kami siap menerima, karena ini akan menjadi pertemuan penjajakan yang lebih fokus,” kata Adjie Darmana, anggota Tim Kecil bentukan Persijap, Jumat (12/8) pagi.
Selain Adjie, tim itu juga diisi Soetedjo S Sumarto (pengurus) dan Juli Susanto (personel manajemen Persijap). Adjie menyatakan rencana pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari surat yang dikirim ke LPI, baru-baru ini. Hanya saja ia belum mengungkap nama klub yang akan berembuk di Jepara.
”Hanya ada satu klub dari LPI yang akan datang dan itu menjadi otoritas di manajemen LPI. Mereka yang memilihkan partner, tetapi kami tetap akan memberi masukan-masukan,” ujarnya.
Dari sisi konsep, rencana merger itu belum final, karena itu otoritas di Persijap memilih akan mematangkannya dalam pertemuannya dengan LPI, pekan depan.
Ada beberapa konsep awal yang muncul, sebagaimana disampaikan Adjie. Kemungkinan yang muncul adalah pembentukan perseroan terbatas (PT) baru untuk mewadahai saham dari pihak klub LPI dan Persijap. Itu artinya PT Laskar Kalinyamat akan dilebur.
Dua Kemungkinan
Selain itu untuk kepemilikan saham, juga bisa dua kemungkinan, apakah dalam bentuk badan usaha atau perseorangan. Jika badan usaha, maka perhitungannya Persijap kuat berapa dan klub LPI itu kuat berapa, nanti dijadikan satu, termasuk siapa sosok-sosok yang akan duduk di PT baru.
”Jadi melihat wacana ini, merger lebih dipertajam pada pengelolaan finansial klub. Itu karena Persijap sudah siap dari sisi infrastruktur dan aspek pembinaan,” jelas Adjie.
Pihak klub LPI yang akan ditunjuk dan Persijap juga akan sama-sama duduk bersama untuk memastikan konsep kesehatan pengelolaan keuangan klub dan roda bisnisnya.
Soal nama klub, wacana yang berkembang adalah tetap menggunakan nama klub ISL, meski itu masih menunggu petunjuk final dari PSSI. Di antara klub yang sudah lebih maju dalam rencana merger adalah PSMS Medan bersama dua klub LPI di kota yang sama, yakni Bintang Medan FC dan Medan Chiefs.
”Kami masih melihat perkembangan di Medan, karena konsepnya bisa jadi serupa dengan yang akan ditempuh Persijap,” lanjutnya.
Rencana pertemuan dengan LPI itu dilatarbelakangi krisis keuangan di Persijap, terutama untuk memenuhi persyaratan deposit tunai Rp 5 miliar ke PSSI sebelum 22 Agustus. Tanpa sokongan APBD, roda bisnis di Persijap yang dinilai belum berjalan efektif, belum mampu menyangga keuangan klub yang rata-rata Rp 12 miliar/musim. (H15-81)