Loading...

Ada Wacana Menjual Klub

Masalah keuangan selalu melilit Persijap Jepara menjelang pembentukan tim baru, maupun di tengah kompetisi, setidaknya dalam tiga musim terakhir.

Kendati begitu, persoalan itu, sedikit banyak teratasi, karena hingga musim 2010-2011 Tim Kota Ukir masih mendapat sokongan APBD dengan jumlah yang terus mengecil.

Musim 2011-2012 akan menjadi ujian terberat Persijap jika Permendagri No 22/2010 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2011 yang tidak memperbolehkan APBD untuk kegiatan olahraga profesional seperti sepak bola, berlaku efektif mulai 2012. Pada kali pertama Kompetisi Indonesia Super League (ISL) bergulir pada 2008, klub peserta mesti merintis jalan mandiri dengan target 2012 sudah bisa lepas landas tanpa APBD. Kenyataannya, hingga kini Persijap belum menemukan solusi.

“Masalah finansial klub bukan persoalan yang gampang. Saya kira jalan keluar yang paling ekstrem sekali pun bisa ditempuh, jika ingin tim ini melanjutkan kompetisi,” kata General Manager Persijap Anwar Haryono, Jumat (15/7).

Meski mengaku bukan karena klub akan disapih dari APBD, Anwar pun menyatakan akan berhenti menjadi manajer Persijap.

“Cukup sekali saja, dan kami akan menuntaskan kewajiban-kewajiban yang belum selesai. Saya pribadi sudah banyak pekerjaan menumpuk di kantor,” ujar dia yang menjabat sebagai kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jepara itu.

Ia juga memprediksi persoalan itu tak hanya Persijap yang mengalami. “Klub-klub yang selama ini mengandalkan APBD, belum menemukan solusi nyata karena fondasi bisnisnya belum jalan,” kata dia. Ia menyatakan kebutuhan klub Persijap, dengan tampilan seperti musim lalu, lebih dari Rp 10 miliar. “Kami menghabiskan lebih dari Rp 12 miliar musim lalu,” kata dia. Sedangkan potensi maksimal yang bisa digali dari penjualan tiket penonton dalam kisaran Rp 4 miliar. Itu pun Persijap gagal mencapai target karena hanya mendapatkan kurang dari Rp 3 miliar dari tiket yang diyakini sebagai akibat siaran langsung pertandingan oleh televisi. Beruntung musim lalu masih ada lebih dari Rp 6 miliar dari APBD untuk Persijap, sehingga klub tertolong.

Solusi Ekstrem

Wacana menjual klub, kata Anwar sempat muncul. “Itu termasuk solusi ekstrem. Klub bisa dijual, terserah mau dibikin seperti apa, yang penting markasnya di Jepara dan bisa mempertahankan kursi ISL,” papar Anwar.

Rencana pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) juga dijajaki, walau ada keraguan soal perjalanan klub jangka panjang.

Dalam rapat dengan PT Liga Indonesia di Solo 10 Juli lalu, Wakil Sekretaris Tim Nurjamil yang menjadi wakil Persijap menyatakan PT Liga Indonesia juga belum punya solusi. “Dari PT Liga Indonesia, ada wacana bagaimana bila dijajaki penyertaan modal dari APBD. Semuanya masih belum jelas. Klub akan membahas itu lagi dengan PT Liga Indonesia,” kata Nurjamil. (H15-81)
Super Liga 7447741426902333497

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive