Loading...

Doa Restu Sang Ratu

Awal musim kompetisi tahun 2010 ini merupakan catatan buruk sejarah Persijap selama mengikuti Liga Super Indonesia. Bagaimana tidak, dengan perolehan hasil yang sangat mengecewakan dari lima laga, terutama dua kali kalah di rumah sendiri, adalah kekecewaan yang harus dibayar mahal oleh manajemen. Mulai dari caci maki supporter, pemulangan Diva Alves Texeira yang tetap harus dibayar penuh nilai kontraknya meskipun kinerjanya dinilai justru membawa Jepara ke dalam keterpurukan, pencarian pelatih baru yang juga harus mengeluarkan dana ekstra, turunnya mental para pemain, hingga menurunnya dukungan dari Persijap Mania adalah persoalan serius yang dihadapi Persijap. Belum lagi minimnya dana yang dimiliki Persijap untuk menghidupi perjalanannya di liga paling bergengsi di Indonesia ini hingga persoalan tiket yang dipalsukan juga merupakan persoalan serius yang harus segera diselesaikan jika Persijap ingin tetap bertahan di Liga Super Indonesia.

Kemenangan laga Persijap melawan Persiwa Rabu malam (27/10) lalu boleh jadi dikatakan kado istimewa dan suka cita penggila bola Jepara. Setidaknya keberhasilan Risky Novriansyah dkk itu membawa harapan baru bagi Persijap dan semua pendukungnya bahwa Persijap masih bisa lebih baik lagi, masih bisa berbenah diri, dan masih bisa meraih prestasi tinggi. “Akhirnya telur itu pecah juga,” kata Adjie Darmana usai pertandingan sambil memancarkan senyum kegembiraan yang tak pernah dijumpai pada pertandingan-pertandingan sebelumnya.

Keberhasilan meraih poin penuh Persijap ini tak lepas dari kehadiran Suimin Diharja menggantikan Diva. Dengan keterbatasan yang ada, pelatih yang stylish dengan topi kodoknya ini mampu meracik Persijap meraih nilai tiga. Kemampuan mengatur strategi dan meramu materi pemain-pemain lokal Persijap tanpa pemain asing inilah yang membuat Mbah Min melahirkan kembali semangat dan harapan baru Persijap.

Doa Restu Sang Ratu

Sepeninggal Diva, permainan Persijap berubah drastis. Jika dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya permainan Persijap datar-datar saja, bahkan cenderung mengecewakan, di tangan Suimin, permainan Anam Syahrul dkk mulai menunjukkan greget-nya. Terlihat dalam pertandingan keras melawan anak asuh Suharno lalu, serangan tajam bertubi-tubi dilancarkan ke gawang Galih Firmansyah. Meski belum tepat mengenai sasaran, namun gencarnya serangan-serangan Laskar Kalinyamat cukup membuat sibuk dan meresahkan pertahanan Tim Badai Pegunungan. Hasilnya, pertandingan yang panas sepanas abu Merapi malam itu berakhir 3-2 untuk Persijap.

Penampilan Persijap dalam dua pertandingan terakhir sejak ditangani Suimin sudah jauh berbeda dibandingkan ketika masih ditangani pelatih asal Portugal yang mencoba mengadu nasib meniti karier sebagai pelatih kepala di Jepara untuk kali pertama. Jika dilihat dari tempat dari mana Diva berasal, maka antara Jepara dan Portugal (Portugis) memiliki catatan buruk dalam sejarah perjuangan Jepara di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Karena keserakahan dan kesombongan, bangsa Portugis ingin menguasai kekayaan alam Jepara lalu menjajah rakyat Jepara untuk memujudkan keinginan mereka itu. Sebagai penguasa yang cinta terhadap rakyat dan wilayahnya, Sang Ratu Kalinyamat jelas sangat membenci dengan sikap orang-orang Portugal itu yang menyengsarakan rakyatnya. Namun di musim ini, justru Persijap Jepara menghadirkan pelatih dan striker dari Portugal, negara yang sangat dibenci Kanjeng Ratu Kalinyamat. Wajar saja jika perjalanan Persijap di awal musim kompetisi tahun ini sangat berat bahkan cenderung sangat mengecewakan, berbeda dengan Persijap sebelum masa Diva. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya doa restu dari Sang Ratu Kalinyamat sehingga perjalanan Persijap berat.

Hal itu dibenarkan oleh Sulthon Al Farizi, koordinator pendukung setia Persjiap, Jepara Tifosi Mania (Jetman). “Kakek buyutku pernah mengatakan bahwa Persijap tak akan menang dalam pertandingan jika di dalamnya ada orang Portugal,” demikian kata Fariz. Hal senada juga disampaikan oleh Noor Ralim, S.Pd, kepala sekolah di sebuah SMA di Jepara. Menurut pengajar mata pelajaran Sejarah itu, Ratu Kalinyamat adalah penguasa yang bijaksana dan sangat mencintai Jepara beserta rakyatnya. Ratu Kalinyamat sangat membenci Portugis ketika mereka ingin merebut Jepara. Maka boleh jadi pada musim ini Ratu Kalinyamat tak memberi restunya pada Persijap, sehingga hanya menuai satu poin dari lima laga, bahkan dua kalidipermalukan di rumah sendiri.

Ada benarnya memang jika melihat perkembangan yang signifikan pada diri Persijap pasca dipulangkannya Diva. Sejak ditangani Suimin, warna baru Persijap mulai terlihat. Pola pelatihan, strategi, sikap bersahabat, pengalaman Suimin menjadi pelatih dan sepak terjangnya dalam kerasnya Liga Super Indonesia adalah modal tersendiri yang sangat berguna bagi nasb Persijap selanjutnya. Terlebih lagi sikap akrab Suimin terhadap supporter Persijap dan terang-terangan menganggap para supporter adalah pemain ke-12 Persijap yang mempunyai peran tak kalah penting di lapangan dengan memberikan sebuah kaos tim Persijap bernomor punggung 12 serta kesediaannya mengunjungi Basecamp Jetman beberapa waktu lalu menjadikan para supporter merasa dihargai dan diakui keberadaannya dalam memberikan semangat kepada tim kesayanagannya.

Ziarah

Bukan bermaksud menyalahkan atau menggurui manajemen atau siapa saja PersijapLovers, semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk kita memulai hidup baru dan membenahi Persijap agar tetap bertahan di Liga Super Indonesia. Syukur jika nantinya Persijap bisa memenuhi target yang telah ditetapkan manajemen, yakni berada di peringkat 5 musim ini. Mumpung laga berikutnya masih cukup lama, tak ada salahnya jika manajemen mengajak pelatih, pemain dan mengundang PersijapLovers untuk bersama-sama berziarah ke Makam Mantingan, mendoakan arwah Ratu Kalinyamat, para pejuang dan pemimpin Jepara, serta Kamal Junaidi yang namanya melegenda karena hidupnya berakhir di lapangan ketika membela Persijap seraya memohon doa restu mereka agar ke depan Persijap menjadi seperti apa yang dikatakan Bupati Jepara, H. Hendro Martojo, MM, dalam sambutannya ketika launching Persijap September lalu, “MENANGAN!!!” (z@e / POS)
Supporter 4183937222348369486

Posting Komentar

  1. lha trus pemain sing asal portugal gmna dong...pa perlu di pulangkan jga....biar lebih dapet restu dari sang ratu...

    BalasHapus
  2. wong banjara tan lapangan30 Oktober 2010 pukul 12.24

    bgus juga tu, buat jajarn pegurus persijap , gk da slhnya jg tu idenya, good luck,

    BalasHapus
  3. emng bener apa yg aku rsa.kan...
    ...
    baru kali .ini aku buka postingan www.persijapjepara.com
    aku sampe merinding....
    ini bener2 nyata.. DO'A ADALAH SEGALA2.NY.
    SEBERAPA KUWAT PERJUANGAN KITA TNPA ADA.NY DO'A RESTU
    AKAN SULIT UNTUK BERHASIL.

    NB : ZIARAH KAYAK.NYA EMANG PERLU.

    BalasHapus
  4. mari kita berziarah......
    & pemain asing yg baru d keluarkan saja....
    permainannya tdk memberi kontribusi yg beak buat team.

    BalasHapus
  5. Ada benarnya juga.... Ya udah... dibuat panitia ziarah... dikondisikan dengan waktu luang pemain, pelatih, dan manajemen.

    do everything for get PERSIJAP winning's!

    BalasHapus
  6. Sejak ISL tahun 2009-2010 saya sudah sering mengingatkan lewat suara suporter di Radar Kudus bahwa Persijap kurang sekali mendapat dukungan spiritual terutama dari suporternya.

    BalasHapus
  7. mulai lah ssat ni untuk bangkit dari keterpurukan??
    I LOVE YOU persijap we selalu mendukung mu?!!!
    bravo persijap

    BalasHapus
  8. Ziarah boleh aja, tapi jangan minta-minta pada kuburan, mintalah hanya kepada Allah yang maha memberi.

    BalasHapus
  9. Dari dulu suporter kan sudah bilang,,kalau laskar kalinyamat g bisa menang kalau org portugal di ikutkan main di pertandingan,,buang saja guti,,!!

    BalasHapus
  10. huahahaha...
    hong wilahing jinagad tingang gesang, jumunung ing panetek hung anggayut panaong kating minulyan!!!

    hahahaha...
    aku suka postingan ini!!

    BalasHapus
  11. nah ini yang tak tunggu2 ada yang ngingetin masalah,hal2 macam ini sangat perlu dilakukan untun menambah rasa percaya diri kepada para leluhur kita,jangan salah...sekali lagi tolong ramai2 ziarah ke mantingan harus segera dilakukan kalau mau tampil eksis di isl selanjutnya....mohon segala sesuatunya berjalan baik seuai harapan masyarakat jepara dan pak bupati yang ingin selalu MENANGAN,..minta kepada ALLAH swt lewat WASILAH/PERANTARA SULTAN HADLIRIN dan RATU KALIYAMAT semoga persijap yang kita cintai bersama tetep eksis di ISL SELANJUTNYA.

    BalasHapus
  12. Kerennnnnnnn imajinasinya, tapi bener juga ya cerita itu..... Ayo bangkit dong jangan terpuruk terus

    BalasHapus
  13. nek ngunu buang saja guti & xavi...
    daripada malah nyeret2ti rejeki kemenangan PERSIJAP aja!]
    rekrut dari ASIA aja Semua!!!
    lebih mantab & Kuat sekuat GINGSENG KORSEL & JAPAN!
    HIDUP ASIA!!!!

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  15. pmaen asing guti n xavi buangen wae po rak sah d maenke marahi persijap nasib sialll....

    BalasHapus
  16. Didi kempot: pak nor alim sek melu2 ngomeni bal-balan z lapo..??
    siswane wae d urusi

    BalasHapus
  17. beliau juga guru sejarah mas yang menggemari bola juga. wawancara dengan beliau dimaksudkan untuk referensi kami perihal latar sejarah antara Jepara dan Portugis itu Mas, atau setidaknya untuk memantapkan pengetahuan kami yang dangkal tentang sejarah masa lalu itu. Terima kasih Mas Boyo (maaf menyebut denagn nama itu, karena hanya "Boyo" itu yang Anda sebutkan. Mohon maaf kurang lebihnya

    BalasHapus
  18. Refleksi Kutukan Sejarah & Klenik

    Keterpurukan performance Persijap di awal musim ini, jelas tidak ada hubungannya sama sekali dengan keterlibatan orang Portugal di dalam tim. Jika harus menyebut Diva Alves dan Guti Ribeiro, itu pasti semata-mata karena KUALITAS mereka, dan bukan karena keduanya dari Portugal. Seandainya yang bergabung dengan Persijap adalah Christiano Ronaldo dan Nani, tentu ceritanya akan berbeda. Karena itu, pasti tidak ada hubungan antara Portugal dengan Persijap. Logika ini sama dengan fakta bahwa keberhasilan Robert Rene Albert menghantarkan Arema menjuarai ISL musim lalu adalah karena kemampuannya, meskipun dia berdarah Belanda (bukankah 3,5 abad Belanda menjajah dan menistakan bangsa Indonesia?).
    Sepenuhnya saya setuju bahwa faktor spiritual memberikan pengaruh penting untuk kematangan sebuah tim. Namun dasar spiritualitas itu, pertama-tama harus bersifat personal. Artinya, setiap individu di dalam tim hendaklah selalu meningkatkan hubungannya dengan Allah Yang Maha Perkasa. Dengan demikian, diharapkan nantinya akan terbangun tim yang matang secara spiritual dan emosional. Ziarah bersama ke makam hanya akan menyuburkan "wacana klenik" dalam tim, sementara tim-tim lain justru berpacu untuk lebih rasional. Selain itu, ziarah bersama juga hanya menjadi ritual seremonial yang membuang percuma energi tim.

    Salam Persijap Lovers,
    Aries

    BalasHapus
  19. sy persijaplovers di temanggung.
    Alangkh baikx jk para jajaran management mmymptkn wkt tuk brziarah kpd para leluhur tanah jepara..biar dpt brkh dr mereka.
    Persijaplover di tmg(mas'ud)

    BalasHapus
  20. persijap lovers lombok1 November 2010 pukul 14.43

    mas nganu di lombok.......
    aku setuju aja yang penting persijap menang teruuuuuuusss

    BalasHapus
  21. Jetman Jakarta....3 November 2010 pukul 11.59

    Waduh-waduh... hari gini logika g' dipakai yang rasinal dong bung.... Persijap buruk itu memang kualitas pelatih... coba aja Cristion Ronaldo jadi pemain tetep baguslah... ex pelatih Diva itu kan memang kualitasnya rendah SDMnya kurang... serta minm pengalaman ya panteslah jika Persijap kurang memuaskan.. ini biang nya itu di manejemen.. saya pribadi sangat kecewa... oya... tu sumber petaka Danang W. pemain yang gemanteng... tidak bisa belajar dari kesalahan.. harus dikasih penghargaan MURI kiper Blunder terbanyak... cari aja kiper yang serius... Thanks... by Jetman JKT

    BalasHapus
  22. Posting yang menurut saya sangat bagus sekali,,,

    Untuk mas aries dan Jetman ijinkan saya untuk menyanggahi pendapat anda...

    Memang sekarang zaman globalisasi yang menuntut manusia untuk berfikir secara rasional.

    Hakikat ziarah yang d maksudkan oleh penulis ialah paling tidak menghormati sosok Ratu Kalinyamat bukan memintaiminta yang anda anggap sebagai klenik.

    Kalaupun anda benar-benar warga Jepara ziarah merupakan salah satu budaya keagamaan yangs ering dilaksanakan pada hari kamis maupun hari-hari tertentu.

    Dan budaya tersebut merupakan warisan sejarah.......

    "Jangan sekali-kali melupakan sejarah" (Ir. Soekarno)

    Julukan Persijap sendiri ialah Laskar Kalinyamat jadi tidak ada salahnya ziarah itu dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan Persijap.

    Terima kasih

    BalasHapus

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive