Pemain Optimistis Berprestasi pada Copa Indonesia
http://www.persijap.or.id/2010/03/pemain-optimistis-berprestasi-pada-copa.html
JEPARA - Pemain Persijap berharap bisa mencetak prestasi lebih dibanding musim lalu pada turnamen Copa Indonesia. Jika manajemen mendukung, mereka optimistis bisa, paling tidak menyamai catatan baik musim lalu, bahkan siap memperbaikinya. Prestasi tim di Copa Indonesia, selain penting buat pemain, juga untuk nama Persijap dan Jepara.
Hal itu diungkapkan striker Pablo Frances dan gelandang Phaitoon Thiabma, kemarin. ’’Tidak mungkin kami mengalah di Copa. Untuk pemain, akan sulit menjelaskanya ke fans. Saya pikir Persijap harus bisa memperbaiki prestasinya,’’ ujar Pablo Frances, peraih sepatu emas setelah menjadi pencetak gol terbanyak (delapan gol) di Copa musim lalu.
Sedangkan Phaitoon optimistis bisa melalui fase penyisihan dan bahkan menyatakan siap berebut juara di turnamen itu. ’’Persijap sudah punya pengalaman yang bagus musim lalu. Mungkin dengan banyak dukungan, prestasi bisa lebih baik musim ini,’’ kata pemain asal Thailand itu.
Musim lalu Tim Kota Ukir mencetak sejarahnya sendiri dengan menembus babak semifinal (empat besar). Kala itu, Evaldo dkk mengukir prestasi terbaiknya sejak turnamen itu digelar 2005. Kunci sukses Persijap ketika itu adalah mengalahkan lawan di Jepara, lalu menahan imbang tim lawan di luar kandang. Sayang, pada perebutan juara ketiga, anak-anak Jepara kalah dari Deltras Sidoarjo.
Manajemen Ragu
Pablo dan Phaitoon mengatakan hal itu merespons hasil evaluasi manajemen Persijap yang masih ragu-ragu menatap Copa Indonesia karena persoalan pendanaan. Kekurangan anggaran sebesar Rp 2,4 miliar untuk menuntaskan kompetisi Djarum Indonesia Super League belum ada jalan keluarnya, sehingga manajemen sama sekali belum mempertimbangkan keikutsertaannya di copa.
Persijap yang masuk dalam daftar delapan tim tuan rumah di babak penyisihan turnamen tersebut, juga belum memberikan kesanggupan. Pablo dan Phaitoon sama-sama mengatakan jika turnamen copa dan kompetisi liga akan berakhir dalam waktu hampir bersamaan, yakni Mei, maka itu akan lebih memudahkan fokus para pemain, untuk sekali jalan untuk dua persaingan. Musim lalu, waktu kompetisi sedemikian panjang, dan copa babak 24 besar harus digelar setelah seluruh kompetisi liga selesai. Hal itu merepotkan pemain. Musim ini sebelum Piala Dunia di Afsel digelar Juni, Copa Indonesia sudah harus tuntas.
Persijap berpeluang bertemu dengan tim-tim Divisi Utama di fase awal, seperti PSIR Rembang dan Persiku Kudus. Pablo dan Phaitoon memandang, tim-tim Divisi Utama tak bisa diremehkan.
Jika persoalannya dana, maka ia berharap manajemen bisa menemukan jalan keluar. ’’Pemain bertanggung jawab atas prestasi tim, kami sebaiknya berpikir untuk maju,’’ kata Phaitoon. Babak penyisihan copa bakal digelar Maret ini. (H15-28)
Hal itu diungkapkan striker Pablo Frances dan gelandang Phaitoon Thiabma, kemarin. ’’Tidak mungkin kami mengalah di Copa. Untuk pemain, akan sulit menjelaskanya ke fans. Saya pikir Persijap harus bisa memperbaiki prestasinya,’’ ujar Pablo Frances, peraih sepatu emas setelah menjadi pencetak gol terbanyak (delapan gol) di Copa musim lalu.
Sedangkan Phaitoon optimistis bisa melalui fase penyisihan dan bahkan menyatakan siap berebut juara di turnamen itu. ’’Persijap sudah punya pengalaman yang bagus musim lalu. Mungkin dengan banyak dukungan, prestasi bisa lebih baik musim ini,’’ kata pemain asal Thailand itu.
Musim lalu Tim Kota Ukir mencetak sejarahnya sendiri dengan menembus babak semifinal (empat besar). Kala itu, Evaldo dkk mengukir prestasi terbaiknya sejak turnamen itu digelar 2005. Kunci sukses Persijap ketika itu adalah mengalahkan lawan di Jepara, lalu menahan imbang tim lawan di luar kandang. Sayang, pada perebutan juara ketiga, anak-anak Jepara kalah dari Deltras Sidoarjo.
Manajemen Ragu
Pablo dan Phaitoon mengatakan hal itu merespons hasil evaluasi manajemen Persijap yang masih ragu-ragu menatap Copa Indonesia karena persoalan pendanaan. Kekurangan anggaran sebesar Rp 2,4 miliar untuk menuntaskan kompetisi Djarum Indonesia Super League belum ada jalan keluarnya, sehingga manajemen sama sekali belum mempertimbangkan keikutsertaannya di copa.
Persijap yang masuk dalam daftar delapan tim tuan rumah di babak penyisihan turnamen tersebut, juga belum memberikan kesanggupan. Pablo dan Phaitoon sama-sama mengatakan jika turnamen copa dan kompetisi liga akan berakhir dalam waktu hampir bersamaan, yakni Mei, maka itu akan lebih memudahkan fokus para pemain, untuk sekali jalan untuk dua persaingan. Musim lalu, waktu kompetisi sedemikian panjang, dan copa babak 24 besar harus digelar setelah seluruh kompetisi liga selesai. Hal itu merepotkan pemain. Musim ini sebelum Piala Dunia di Afsel digelar Juni, Copa Indonesia sudah harus tuntas.
Persijap berpeluang bertemu dengan tim-tim Divisi Utama di fase awal, seperti PSIR Rembang dan Persiku Kudus. Pablo dan Phaitoon memandang, tim-tim Divisi Utama tak bisa diremehkan.
Jika persoalannya dana, maka ia berharap manajemen bisa menemukan jalan keluar. ’’Pemain bertanggung jawab atas prestasi tim, kami sebaiknya berpikir untuk maju,’’ kata Phaitoon. Babak penyisihan copa bakal digelar Maret ini. (H15-28)