Polisi Tangkap 21 Perusuh
http://www.persijap.or.id/2010/01/polisi-tangkap-21-perusuh.html
Polwitabes Semarang menangkap 21 pelaku yang ditengarai bertanggung jawab atas penyerangan terhadap suporter Persijap Jepara
di Jalan Siliwangi, Krapyak, Semarang Barat, kemarin.
Otak penyerangan, Edi Purnomo alias Kirun, juga telah diciduk.
Penyerangan itu ternyata sudah direncanakan matang sejak tujuh hari lalu di rumah tersangka di Ngaliyan, Semarang. Mereka menggalang massa melalui SMS dan getok tular antarteman.
Menurut Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmojo, kelompok tersebut merupakan pendukung PSIS. Mereka dendam karena pernah diamuk suporter tuan rumah pada pertandingan di Jepara tahun 2005.
“Penyidikan dalam rangka mengungkap pelaku lainnya terus kami kembangkan. Polisi sekaligus meminta agar mereka yang ikut dalam penyerangan segera menyerahkan diri atau akan ditindak tegas,” ujar Alex dalam jumpa pers di Mapolwiltabes Semarang didampingi Kapolwiltabes Kombes Edward Syah Pernong.
Akibat penyerangan itu, 18 suporter Persijap dari kelompok Banaspati luka serius. Mereka tertimpuk batu, paving, dan benda keras lain yang dilempar ke dalam bus. Para penyerang juga merusak tiga bus yang digunakan anggota Banaspati.
Alex Bambang mengaku prihatin dengan kejadian memalukan itu. Sedari awal menjabat kapolda Jateng, dia telah mengimbau agar pertandingan sepak bola di wilayah hukumnya menjunjung tinggi sikap jujur, disiplin, serta mengikuti norma dan aturan.
Imbauan itu bahkan dibakukan melalui maklumat yang dibacakan di setiap awal pertandingan.
Kirun mengakui perannya sebagai penggerak penyerangan. Untuk memuluskan aksi, dia sempat menyusupkan beberapa orang guna memastikan jadwal pemberangkatan suporter Persijap.
Mereka juga membuntuti rombongan dari Jepara tersebut hingga terjadi penyerangan di Jalan Siliwangi.
“Saya menyesal. Pada awalnya hanya ingin mengadang tanpa menjarah atau melukai suporter Persijap,” tuturnya di hadapan Kapolda.
Dia mengungkapkan, penyerangan tersebut memang menunggu waktu tepat saat suporter Persijap mengantar Laskar Kalinyamat bermain tandang.
Menurut Ketua Banaspati Ali Anggoro, penyerangan dimulai saat bus melintas di Jalan Arteri Yos Sudarso.
Seorang pengendara motor tiba-tiba melempar batu ke salah satu bus. Sampai di Jalan Siliwangi, tepatnya di depan rumah makan Ayam Goreng Ny Suharti, rombongan diadang oleh sebuah truk dump.
Ketika bus berhenti, sekitar 300-an orang yang sebelumnya telah menunggu di tempat itu langsung menyerang.
”Serangan dilakukan, antara lain dengan melemparkan batu ke arah bus kami. Penyerang mengenakan pakaian dan atribut biru-biru. Mereka meneriakkan yel-yel PSIS,” kata Ali.
Para korban awalnya dirawat di RSUD Tugurejo. Namun karena khawatir kembali diserang, mereka minta dibawa pulang ke Jepara. Korban yang menderita luka cukup serius dirujuk ke RSUD Kartini Jepara. Namun sebelum itu, mereka dikumpulkan di Mapolsek Tugu dan selanjutnya dibawa ke Mapolwiltabes Semarang untuk proses identifikasi. Sebelum diberangkatkan ke Jepara menggunakan bus pengganti, mereka terlebih dahulu diberi sarapan nasi bungkus.
Selain luka fisik, pendukung setia tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu juga rugi secara material. Sebagian barang berharga yang dibawa diambil paksa oleh massa penyerang.
Ali Menambahkan, rombongan suporter yang hendak memberi dukungan kepada Persijap melawan Persija di Stadion Lebak Bulus, Sabtu (30/1) petang itu, berangkat menggunakan delapan buah bus. Lima bus ditumpangi kelompok Banaspati, tiga lainnya oleh anggota Jetman. Bus yang diserang seluruhnya ditumpangi anggota Banaspati.
“Tiga bus yang diserang berangkat dari Jepara beriringan. Satu bus yang berjalan di belakang selamat karena berbalik arah setelah tahu ada penyerangan,” kata Ali.
Ketua Umum Panser Biru M Rofiq Cholil mengakui anggotanya ada yang diamankan pihak kepolisian. Salah satunya Edy Purnomo alias Kirun. Meski demikian, Rofiq membantah jika secara organisasi Panser Biru terlibat dalam penyerangan itu.
”Itu oknum suporter. Kebetulan, di situ ada Kirun yang jadi maskot Panser Biru. Kami tidak tahu-menahu soal penyerangan itu. Panser Biru tidak terlibat,” kata Rofiq yang ikut dengan Kapolwiltabes menjemput Kirun di daerah Sampangan, Sabtu pagi kemarin.
Senada dengan Rofiq, Ketua Umum Snex Edy Purwanto juga menyayangkan aksi anarkis itu. Dia akan berkoordinasi dengan suporter Persijap untuk mencari penyelesaian masalah ini. Dengan harapan, pada tahun-tahun mendatang tidak terulang kejadian seperti ini serta balas dendam antarsuporter PSIS dan Persijap.
”Kejadian ini merusak nama baik suporter PSIS. Agar masalah ini tidak berlarut-larut, kami akan koordinasi dengan organisasi suporter Persijap untuk mencari jalan keluar,” ujar Edy yang juga anggota DPRD Kota Semarang ini.
Penasehat Paguyuban Organisasi Suporter (POS) Jateng Yoyok Sukawi menyatakan akan membantu melakukan mediasi antara suporter Semarang dan suporter Persijap. Sesama suporter Jateng diminta untuk tidak saling bermusuhan.
Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip merasa prihatin terhadap aksi penyerangan suporter Persijap. Ia dalam waktu dekat akan meminta penjelasan ketua kelompok Panser Biru dan Snex. Selain itu, Sukawi juga mengagendakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Semarang dan Jepara untuk mencari penyelesaian masalah.
Sementara itu Bupati Jepara Hendro Martojo, sejauh ini tak melihat aksi anarkis di Semarang dilakukan oleh kelompok suporter tertentu. Para pelaku lebih menyerupai kelompok liar. Namun terlepas dari masalah itu, siapa pun pelakunya, kata Hendro, harus ditindak secara hukum.
“Kami serahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada Polri,” ujarnya. Setelah kejadian itu, pagi kemarin Satuan Pamong Praja Pemkab dan Polres Jepara langsung menjemput para korban di Semarang dengan dua bus dan pengawalan keamanan.
Tiga camat juga turut serta menjemput. Mereka adalah Camat Kota Suharna SE, Camat Kalinyamatan Diyar Susanto SH MH, dan Camat Mlonggo Nurchamid SH.
Dari sekian banyak korban, siang kemarin lima korban sudah dirawat di RSUD Kartini Jepara. Mereka adalah Rahmad (35) warga Kelurahan Kauman RT 4/RW 4, Jepara kota, Nina (20) warga Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo, Supriyanto, Erwin(28) dan Edi Rahmanto(28) warga Desa Kelet Kecamatan Keling.
Hendro menyatakan pemkab akan menanggung biaya pengobatan korban yang dirawat di RSUD Kartini itu. (H40,H41,H13,H6,H21,H15,kar-40,76)