Loading...

Keseriusan atau Hanya Proyek Perbaikan Citra?

Perang terhadap faktor nonteknis negatif tampaknya benar-benar dibulatkan PSSI.Mereka menunjuk komisi disiplin (komdis) sebagai ujung tombak menghapus praktik suap terhadap wasit.


KELUHAN beberapa klub atas kemungkinan suap terhadap wasit mungkin ada benarnya. Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengakui peserta Kongres Tahunan PSSI di Bandung, 15-17 Januari, secara detail bercerita tentang adanya penyuapan dan mafia wasit di Divisi Utama. Namun, jerat sanksi belum bisa diterapkan lantaran tidak adanya barang bukti.

”Kami memutuskan akan melakukan pemberantasan kasus penyuapan. Keluhan adanya suap kerap terdengar,tapi selalu tidak terbukti. Untuk informasi terbaru,kami akan menunjuk komdis untuk melakukan pengecekan,” katanya kemarin. Suara penyuapan lantang terdengar dari babak 8 besar Divisi Utama 2008/2009. Mahar yang diberikan kabarnya mencapai Rp500 juta dan melibatkan pejabat Liga.Namun,PSSI atau komdis waktu itu tetap tenang dengan alasan tidak ada bukti cukup.Sikap tegas memang ditunjukkan saat isu suap terhadap Togar Manahan Nero yang waktu itu menjadi ketua komdis.

Mereka melakukan pengusutan plus vonis setelah ofisial Panajam Medan Jaya mengaku pernah memberikan uang Rp100 juta kepada Togar. Nugraha menambahkan, sanksi berat sudah disiapkan bagi pelaku dan penerima suap.Sebab,praktik tersebut memberikan dampak buruk, terutama bagi timnas. Pemain jadi malas lantaran hasil pertandingan di liga sudah diketahui. ”Kami tidak akan pandang siapa menyuruh dan menerima, entah itu pengurus PSSI atau klub.Kalau terbukti, akan langsung ditindak. Saat ini timnas menjadi rusak juga karena perilaku tersebut.

Pemain tidak lagi bermain murni karena hasilnya sudah sesuai prediksi,” lanjutnya. Selain menyelamatkan masa depan timnas, adakah tujuan lain dari PSSI? Sebab,mereka giat melakukan pembenahan pencitraan akhir-akhir ini.Mereka mengambil sumpah wasit dan klub jelang kickoff kompetisi. Inti dari sumpah itu adalah perang terhadap praktik penyuapan. Mungkinkah pengurus PSSI ingin meluruskan opini miring yang selama ini terbentuk sebelum pemilihan ketua umum (ketum) baru pada 2011? Sebab,isyarat memperpanjang kekuasaannya sudah ditunjukkan ketum. ”Kami hanya berharap pemain bisa menjadi maksimal kalau masalah nonteknis hilang.

Sejak awal kami memang sudah berencana ingin menghapus potensi penyuapan atau tindakan tidak fairlainnya,”tandasnya. Perlu ditunggu aksi PSSI, terutama komdis,dalam mengungkap setiap dugaan kasus penyuapan yang menyeruak. Anggota Exco PSSI Mafirion menyatakan, komdis memiliki waktu paling lama dua pekan untuk mengumpulkan informasi atas dugaan suap yang dilontarkan saat Kongres tersebut.

”Kronologi suap sudah detail,sekarang tinggal dicek saja. Kalau sudah, kami juga akan meminta komdis segera mengambil tindakan,” pungkasnya. (wahyu argia-koransindo)
Super Liga 1390910333960195833

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive