Gol Pablo dan Johan istimewa
http://www.persijap.or.id/2009/12/gol-pablo-dan-johan-istimewa.html
JEPARA - Tim Persijap (Jepara) akhirnya berhasil bangkit dari mimpi buruknya. Setelah mengalami tiga kali kekalahan beruntun, Evaldo dkk berhasil melumat tamunya Persema (Malang) 3-1 pada pertandingan Indonesia Super League di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, Rabu (16/12).
Tak ayal, kemenangan ini disambut meriah sekitar 10 ribu pendukungnya yang hadir di Stadion GBK. Pablo Frances mencetak gol pada menit ke-59 dan 88, sekaligus mengakhiri penantian panjangnya untuk bisa mencetak gol bagi timnya. Satu gol lain dilesakkan oleh Johan Juansyah pada menit ke-69.
Gol ini menjadi terasa istimewa, mengingat ia menjalani debut pertamanya bersama Persijap. Sebelumnya, Johan harus bergabung dengan Timnas U-21 di ajang SEA Games. Sementara gol balasan Persema diciptakan oleh Seme Pieere Patrick pada menit ke-74.
Pada babak pertama, Persijap sebenarnya masih terlihat tampil dengan penuh beban. Bahkan mereka lebih sering mendapatkan tekanan dari lawannya. Serangan Persijap di babak ini lebih banyak tertumpu pada kemapuan individu Pablo Frances. Beberapa peluang tercipta, namun selalu gagal dimentahkan kiper Persema I Komang Putra, atau melenceng dari sasaran.
Roby Gaspar, Bima Sakti dan Sutaji di kubu Persema mampu meredam pergerakan gelandang Persijap yang diisi oleh Phaytoon, Dony dan Sergio Junior. Kolaborasi tiga geladang Persijap ini terlihat kurang solid. Sergio yang terlalu terpaku di belakang Pablo dan Noorhadi, menimbulkan ruang kosong di lini tengah. Situasi ini dengan baik dimanfatkan oleh Brima Pepito untuk rajin mengeruk bola dari tengah.
Berkembang
Memasuki babak kedua, Persijap mengganti Sergio Junior dengan memasukkan Bona Simanjutak. Perubahan ini membuat permainan Persijap bisa berkembang. Phaytoon akhirnya mampu mengendalikan sektor tengah, sampai akhirnya mampu memberi assist bagi gol pertama Pablo. Peningkatan permainan semakin terlihat, saat Johan Juansyah dimasukan mengganti posisi Noorhadi.
Tidak sampai dua menit setelah masuk ke lapangan, Johan Juhansyah dengan jitu berhasil memapaki umpan Isdiantono yang berhasil lepas dari cegatan tiga pemain belakang Persema. Gol ini sayangnya sempat membuat para pemain Persijap terlena. Sebuah tendangan jarak jauh Seme Piere memperdaya kiper Danang Wihatmoko secara telak.
Gol ketiga Persijap, atau gol kedua Pablo pada musim ini, tercipta melalui sebuah serangan balik cepat. Pablo dengan kecepatannya berhasil memenangi duel melawan Bima Sakti. Setelah berhasil melewati Bima Sakti, Pablo juga berhasil melewati hadangan kiper I Komang Putra, dan melesakkan bola tanpa bisa tercegah.
Wasit Oky Sanjaya, pada pertandingan tersebut mengeluarkan satu kartu kuning untuk Sutaji (Persema). Kepemimpian Oky, mendapatkan kritikan tajam dari pelatih Persema, Subangkit di ruang jumpa pers. Menurut Subangkit, baru kali ini dirinya merasa sakit hati dengan buruknya kinerja wasit.
’’Selama saya berkarier sebagai pelatih, tidak pernah saya mengkritik wasit. Namun pada pertandingan ini saya terpaksa mengatakan, wasit yang memimpin tidak bagus. Kami menjadi tumbal setelah Persijap kalah tiga kali beruntun,’’ katanya.
Sedangkan dari kubu Persijap, Asisten Pelatih Anjar JW menyatakan bersyukur karena para pemainnya bisa bangkit dari keterpurukan. Meski menang, Anjar menyatakan ada beberapa kelemahan yang masih terjadi pada timnya. Terutama di sektor tengah pada babak pertama berlangsung. (dis-jie-wws)
Tak ayal, kemenangan ini disambut meriah sekitar 10 ribu pendukungnya yang hadir di Stadion GBK. Pablo Frances mencetak gol pada menit ke-59 dan 88, sekaligus mengakhiri penantian panjangnya untuk bisa mencetak gol bagi timnya. Satu gol lain dilesakkan oleh Johan Juansyah pada menit ke-69.
Gol ini menjadi terasa istimewa, mengingat ia menjalani debut pertamanya bersama Persijap. Sebelumnya, Johan harus bergabung dengan Timnas U-21 di ajang SEA Games. Sementara gol balasan Persema diciptakan oleh Seme Pieere Patrick pada menit ke-74.
Pada babak pertama, Persijap sebenarnya masih terlihat tampil dengan penuh beban. Bahkan mereka lebih sering mendapatkan tekanan dari lawannya. Serangan Persijap di babak ini lebih banyak tertumpu pada kemapuan individu Pablo Frances. Beberapa peluang tercipta, namun selalu gagal dimentahkan kiper Persema I Komang Putra, atau melenceng dari sasaran.
Roby Gaspar, Bima Sakti dan Sutaji di kubu Persema mampu meredam pergerakan gelandang Persijap yang diisi oleh Phaytoon, Dony dan Sergio Junior. Kolaborasi tiga geladang Persijap ini terlihat kurang solid. Sergio yang terlalu terpaku di belakang Pablo dan Noorhadi, menimbulkan ruang kosong di lini tengah. Situasi ini dengan baik dimanfatkan oleh Brima Pepito untuk rajin mengeruk bola dari tengah.
Berkembang
Memasuki babak kedua, Persijap mengganti Sergio Junior dengan memasukkan Bona Simanjutak. Perubahan ini membuat permainan Persijap bisa berkembang. Phaytoon akhirnya mampu mengendalikan sektor tengah, sampai akhirnya mampu memberi assist bagi gol pertama Pablo. Peningkatan permainan semakin terlihat, saat Johan Juansyah dimasukan mengganti posisi Noorhadi.
Tidak sampai dua menit setelah masuk ke lapangan, Johan Juhansyah dengan jitu berhasil memapaki umpan Isdiantono yang berhasil lepas dari cegatan tiga pemain belakang Persema. Gol ini sayangnya sempat membuat para pemain Persijap terlena. Sebuah tendangan jarak jauh Seme Piere memperdaya kiper Danang Wihatmoko secara telak.
Gol ketiga Persijap, atau gol kedua Pablo pada musim ini, tercipta melalui sebuah serangan balik cepat. Pablo dengan kecepatannya berhasil memenangi duel melawan Bima Sakti. Setelah berhasil melewati Bima Sakti, Pablo juga berhasil melewati hadangan kiper I Komang Putra, dan melesakkan bola tanpa bisa tercegah.
Wasit Oky Sanjaya, pada pertandingan tersebut mengeluarkan satu kartu kuning untuk Sutaji (Persema). Kepemimpian Oky, mendapatkan kritikan tajam dari pelatih Persema, Subangkit di ruang jumpa pers. Menurut Subangkit, baru kali ini dirinya merasa sakit hati dengan buruknya kinerja wasit.
’’Selama saya berkarier sebagai pelatih, tidak pernah saya mengkritik wasit. Namun pada pertandingan ini saya terpaksa mengatakan, wasit yang memimpin tidak bagus. Kami menjadi tumbal setelah Persijap kalah tiga kali beruntun,’’ katanya.
Sedangkan dari kubu Persijap, Asisten Pelatih Anjar JW menyatakan bersyukur karena para pemainnya bisa bangkit dari keterpurukan. Meski menang, Anjar menyatakan ada beberapa kelemahan yang masih terjadi pada timnya. Terutama di sektor tengah pada babak pertama berlangsung. (dis-jie-wws)