Tiket Pertandingan, Energi Alternatif Klub
http://www.persijap.or.id/2009/09/tiket-pertandingan-energi-alternatif.html
JAKARTA (SI) – Penjualan tiket pertandingan diprediksi menjadi salah satu sumber finansial bagi klub Liga Super 2009/2010.Hampir 40% sumber pembiayaan klub musim depan bisa dioptimalkan dari tiket.
Sumber pendanaan klub secara umum berasal dari APBD atau sponsor dan penjualan tiket pertandingan. Liga menyatakan,Persijap Jepara jadi klub dengan pengelolaan tiket terbaik musim lalu. Mereka meraup pemasukan Rp4 miliar dari penjualan tiket home. Jumlah sama yang dibukukan Arema Malang.Proyeksi finansial musim depan klub berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut juga cukup optimistis.
Mereka membutuhkan dana Rp13 miliar dengan sumber APBD Rp6 miliar, tiket tetap Rp4 miliar, serta sisanya berasal dari sponsor dan penjualan hak siar televisi. Optimalisasi penjualan tiket sebenarnya dimiliki Sriwijaya FC (SFC). Liga mengestimasikan pemasukan tiket Laskar Wong Kito tersebut minimal mencapai Rp9 miliar semusim.
Parameternya pemasukan Rp1,2 miliar dari penjualan tiket pada final Copa Indonesia, Minggu (28/6), dengan jumlah penonton sama banyak. ”Pemasukan tiket Persijap paling tinggi di antara klub lain,selain Arema. Proyeksi anggaran mereka cukup bagus. SFC sebenarnya bisa lebih. Pemasukan dari tiket bisa menutup 40% kebutuhan dana klub,” ungkap CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono kemarin. Namun kenyataannya, Laskar Wong Kito hanya berani melakukan proyeksi penjualan tiket musim depan sekitar Rp3 miliar.
”Proyeksi penjualan tiket SFC belum maksimal. Mungkin karena kebijakan penjualan tiket melalui outsourcing atau pihak ketiga,” ungkapnya. Joko menambahkan, secara umum penjualan tiket sudah bisa menghidupi klub.Tujuan memandirikan klub bisa dilakukan dengan optimalisasi penjualan tiket. Mayoritas klub masih mengandalkan APBD sebagai sumber dana utama. ”Klub harus berpikir mandiri. Artinya,mereka harus berusaha mencari umber dana lain.
Jangan sampai intervensi anggaran dari owner lebih dari 50%.Tapi, kami belum mengerti dengan Persitara. Proyeksi pemasukan tiket mereka dari Stadion Lebak Bulus paling rendah,”lanjutnya. Sementara itu, Copa Indonesia 2009/2010 kabarnya akan diikuti 114 klub. Rinciannya klub Liga Super berjumlah 18, Divisi Utama sebanyak 36,serta Divisi I dimaksimalkan 60.Kuota klub Divisi Utama bisa ditambah seandainya ada klub Divisi Utama yang masih menjalani skorsing komdis,seperti Persis dan Persibom.
’’Peserta Copa Indonesia musim depan paling banyak, bahkan mungkin di dunia.Semua akan selesai pada Oktober menyangkut sponsor atau format kompetisi,”tandasnya. (SI)
Sumber pendanaan klub secara umum berasal dari APBD atau sponsor dan penjualan tiket pertandingan. Liga menyatakan,Persijap Jepara jadi klub dengan pengelolaan tiket terbaik musim lalu. Mereka meraup pemasukan Rp4 miliar dari penjualan tiket home. Jumlah sama yang dibukukan Arema Malang.Proyeksi finansial musim depan klub berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut juga cukup optimistis.
Mereka membutuhkan dana Rp13 miliar dengan sumber APBD Rp6 miliar, tiket tetap Rp4 miliar, serta sisanya berasal dari sponsor dan penjualan hak siar televisi. Optimalisasi penjualan tiket sebenarnya dimiliki Sriwijaya FC (SFC). Liga mengestimasikan pemasukan tiket Laskar Wong Kito tersebut minimal mencapai Rp9 miliar semusim.
Parameternya pemasukan Rp1,2 miliar dari penjualan tiket pada final Copa Indonesia, Minggu (28/6), dengan jumlah penonton sama banyak. ”Pemasukan tiket Persijap paling tinggi di antara klub lain,selain Arema. Proyeksi anggaran mereka cukup bagus. SFC sebenarnya bisa lebih. Pemasukan dari tiket bisa menutup 40% kebutuhan dana klub,” ungkap CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono kemarin. Namun kenyataannya, Laskar Wong Kito hanya berani melakukan proyeksi penjualan tiket musim depan sekitar Rp3 miliar.
”Proyeksi penjualan tiket SFC belum maksimal. Mungkin karena kebijakan penjualan tiket melalui outsourcing atau pihak ketiga,” ungkapnya. Joko menambahkan, secara umum penjualan tiket sudah bisa menghidupi klub.Tujuan memandirikan klub bisa dilakukan dengan optimalisasi penjualan tiket. Mayoritas klub masih mengandalkan APBD sebagai sumber dana utama. ”Klub harus berpikir mandiri. Artinya,mereka harus berusaha mencari umber dana lain.
Jangan sampai intervensi anggaran dari owner lebih dari 50%.Tapi, kami belum mengerti dengan Persitara. Proyeksi pemasukan tiket mereka dari Stadion Lebak Bulus paling rendah,”lanjutnya. Sementara itu, Copa Indonesia 2009/2010 kabarnya akan diikuti 114 klub. Rinciannya klub Liga Super berjumlah 18, Divisi Utama sebanyak 36,serta Divisi I dimaksimalkan 60.Kuota klub Divisi Utama bisa ditambah seandainya ada klub Divisi Utama yang masih menjalani skorsing komdis,seperti Persis dan Persibom.
’’Peserta Copa Indonesia musim depan paling banyak, bahkan mungkin di dunia.Semua akan selesai pada Oktober menyangkut sponsor atau format kompetisi,”tandasnya. (SI)
ayo cah, nek do mlebu stadion budayakan bayar tiket!!!
BalasHapus