Pemain Lokal Kontak Manajemen Lama
http://www.persijap.or.id/2009/07/pemain-lokal-kontak-manajemen-lama.html
JEPARA - Meski manajemen sudah dibubarkan, tak menyurutkan langkah pemain lokal yang ingin melamar ke Persijap. Manajemen tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kondisi tersebut sembari menunggu terbentuknya manajemen baru yang dijanjikan ketum Persijap akan terbentuk seminggu lagi.
"Ya memang ada pemain yang ingin melamar ke Persijap terus mengalir hingga kemarin. Ada yang lewat Pak Edy, Pak Suko, maupun saya. Nggak usah saya beberkan siapa-siapanya. Kami menunggu manajemen baru terbentuk," ungkap mantan wakil sekretaris tim Nur Jamil.
Beberapa waktu lalu, salah satu agen pemain asing juga menghubungi manajemen yang saat itu belum dibubarkan. "Pokoknya agen ini menawarkan pemain asing seluruh posisi," ungkap Jamil.
Di luar eks Persijap yang sebagian masih tetap diusulkan untuk tetap dipertahankan seperti Pablo Frances, Evaldo Silva, Phaitoon Thiabma dan pemain lokal Jepara seperti Danang Wihatmoko, Anam Syahrul, Nur Hadi, Johan Angga, Catur Rintang, Chanif Muhajirin. Pemain lokal di luar Jepara juga banyak yang merapat untuk ikut masuk skuad musim depan.
Selain itu, sejumlah pelatih di luar Junaidi yang memang peluang besar untuk kembali menangani Persijap juga ikut mengincar jabatan pelatih di Laskar Kalinyamat. Tiga pelatih yang sudah menghubungi manajemen lama adalah Edy Metto (Malasyia), Hanafi (eks Persipur), dan M Basri (eks Persela).
"Kami tetap tidak memutuskan. Semuanya masih menunggu penunjukan manajer dan pembentukan manajemen baru oleh ketua umum," tandas Jamil.
Sementara itu nama-nama manajer yang akan bersaing dalam perebutan top manajemen Persijap kemungkinan besar tetap dari kalangan birokrasi. Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki secara terbuka mengakui untuk sekarang figur yang cocok masih dari kalangan birokrat.
Tiga nama kandidat terkuat dari birokrasi memang sudah muncul. Ketiganya adalah Sholih (sekretaris daerah), Yoso Suwarno (kabag keuangan Setda Jepara), Sugiarto (kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral-ESDM). Selain ketiganya, nama Edy Sujatmiko juga masih berpeluang besar untuk kembali menjadi manajer tim berkostum merah-merah itu.
Siapapun manajernya, harus bersiap-siap ekstra kerja keras terutama penggalian dana. Sekda Jepara Sholih secara terbuka menyatakan bahwa untuk tahun 2010, Pemkab Jepara hanya mampu maksimal menyediakan dana kurang lebih Rp 5 miliar saja. Padahal jika mengacu pada musim lalu, tim yang saat itu ditangani Junaidi mendapatkan kucuran dana dari APBD sebanyak Rp 10,4 miliar.
Itupun kalau tidak ada perubahan aturan lagi. Pasalnya pada tahun lalu, manajemen mesti menyiasati aturan yang ketat terkait penggunaan APBD dengan bersinergi dengan Komite Olahraga Kabupaten (KOK). Di mana KOK yang secara resmi mengajukan ke APBD karena institusi itu yang boleh mendapatkan kucuran dana dari rakyat. (zis/nto)
"Ya memang ada pemain yang ingin melamar ke Persijap terus mengalir hingga kemarin. Ada yang lewat Pak Edy, Pak Suko, maupun saya. Nggak usah saya beberkan siapa-siapanya. Kami menunggu manajemen baru terbentuk," ungkap mantan wakil sekretaris tim Nur Jamil.
Beberapa waktu lalu, salah satu agen pemain asing juga menghubungi manajemen yang saat itu belum dibubarkan. "Pokoknya agen ini menawarkan pemain asing seluruh posisi," ungkap Jamil.
Di luar eks Persijap yang sebagian masih tetap diusulkan untuk tetap dipertahankan seperti Pablo Frances, Evaldo Silva, Phaitoon Thiabma dan pemain lokal Jepara seperti Danang Wihatmoko, Anam Syahrul, Nur Hadi, Johan Angga, Catur Rintang, Chanif Muhajirin. Pemain lokal di luar Jepara juga banyak yang merapat untuk ikut masuk skuad musim depan.
Selain itu, sejumlah pelatih di luar Junaidi yang memang peluang besar untuk kembali menangani Persijap juga ikut mengincar jabatan pelatih di Laskar Kalinyamat. Tiga pelatih yang sudah menghubungi manajemen lama adalah Edy Metto (Malasyia), Hanafi (eks Persipur), dan M Basri (eks Persela).
"Kami tetap tidak memutuskan. Semuanya masih menunggu penunjukan manajer dan pembentukan manajemen baru oleh ketua umum," tandas Jamil.
Sementara itu nama-nama manajer yang akan bersaing dalam perebutan top manajemen Persijap kemungkinan besar tetap dari kalangan birokrasi. Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki secara terbuka mengakui untuk sekarang figur yang cocok masih dari kalangan birokrat.
Tiga nama kandidat terkuat dari birokrasi memang sudah muncul. Ketiganya adalah Sholih (sekretaris daerah), Yoso Suwarno (kabag keuangan Setda Jepara), Sugiarto (kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral-ESDM). Selain ketiganya, nama Edy Sujatmiko juga masih berpeluang besar untuk kembali menjadi manajer tim berkostum merah-merah itu.
Siapapun manajernya, harus bersiap-siap ekstra kerja keras terutama penggalian dana. Sekda Jepara Sholih secara terbuka menyatakan bahwa untuk tahun 2010, Pemkab Jepara hanya mampu maksimal menyediakan dana kurang lebih Rp 5 miliar saja. Padahal jika mengacu pada musim lalu, tim yang saat itu ditangani Junaidi mendapatkan kucuran dana dari APBD sebanyak Rp 10,4 miliar.
Itupun kalau tidak ada perubahan aturan lagi. Pasalnya pada tahun lalu, manajemen mesti menyiasati aturan yang ketat terkait penggunaan APBD dengan bersinergi dengan Komite Olahraga Kabupaten (KOK). Di mana KOK yang secara resmi mengajukan ke APBD karena institusi itu yang boleh mendapatkan kucuran dana dari rakyat. (zis/nto)