Spekulasi Berbuah Kegagalan
http://www.persijap.or.id/2009/06/spekulasi-berbuah-kegagalan.html
PALEMBANG - Persijap gagal menembus final Copa Dji Sam Soe Indonesia setelah dihentikan juara bertahan Sriwijaya FC Palembang dengan skor agregat 1-5.
Pada leg kedua semifinal di Gelora Sriwijaya Palembang, kemarin, ’’Laskar Kalinyamat’’ kalah 1-3. Dalam laga pertama di Gelora Bumi Kartini, ’’Laskar Wong Kito’’ unggul 2-0.
Pelatih Junaidi berspekulasi dengan memarkir dua gelandang pentingnya, Donny Siregar dan Nurul Huda. Dioa justru menurunkan pemain yang jarang tampil Chanif Muhajirin dan Yogi Alfian di tengah bersama Amarildo Souza dan Enjang Rohiman.
Spekulasi itu harus dibayar mahal karena formasi lini tengahnya keteteran dan seperti memberi ruang lebih bagi agresi Zah Rahan, gelandang Laskar Wong Kito yang membabi buta.
Setelah tiket final melayang, anak-anak Jepara bakal fokus memburu peringkat ketiga pada Minggu mendatang (28/6) di tempat yang sama jumpa Deltras Sidoarjo. Pada hari yang sama, Sriwijaya FC bakal ditantang juara Liga Indonesia 2009, Persipura yang lebih dulu lolos ke final.
Baru delapan menit pertandingan berjalan, anak-anak Palembang memimpin melalui gol Budi Sudarsono. Anoure Obiora menambah dua gol, yang masing-masing tercipta pada menit ke-27 dan 73.
Tim tamu membalas lewat Pablo Frances tiga menit sebelum waktu normal berakhir.
Jadi Gelandang
Zah Rahan, pemain terbaik musim 2007 memberi inspirasi pada lahirnya dua gol pertama timnya. Ia mengacak-ngacak lini tengah sebelum memberi ruang penetrasi bagi duet Obiora dan Budi Sudarsono.
Kelemahan lini tengah Persijap merembet pada lini belakang yang terus menerima serangan balik cepat lawan. Dua kali kepanikan tampak dari gagalnya bek Aji Nurpijal menghentikan serangan.
Aji melakukan kesalahan dalam mengontrol bola di kotak penalti. Bola diserobot lawan dan membuahkan gol Budi.
Gol kedua juga akibat gagalnya Aji mengantisipasi gerakan Obiora yang menerima umpan Zah Rahan.
Pelatih Sriwijaya Rahmad Dharmawan berkreasi dengan menempatkan striker Ngon A Djam sebagai gelandang bersama Tony Sucipto dan Zah Rahan. Formasi itu mampu memberi tekanan. Rahmad menginstirahatkan Keith Kayamba Gumbs dan Wijay.
Kapten Persijap Evaldo berpeluang mencetak gol. Namun, bola dari tendangan bebasnya masih bisa ditepis Ferry Rotinsulu pada menit ke-30. Peluang itu mengingatkan atraksi serupa dalam laga pertama, saat empat tendangan bebas berbahaya Evaldo digagalkan Ferry.
Setelah turun minum, Junaidi mengganti Danang Wihatmoko dengan Johan Angga Kusuma dan menarik keluar Chanif dengan memasukkan Isdiantono.
Serangan lebih hidup. Menit 58, umpan silang Ilham mengenai tangan M Mauly Lessy di kotak terlarang hingga berbuah penalti. Namun tendangan Pablo Frances jauh memlabung di atas mistar.
Juara bertahan menambah gol lagi menit 73 lewat sundulan Obiora memanfaatkan umpan silang Charis Yulianto. Pablo membayar kegagalannya saat melakukan tendangan penalti dengan mencetak gol menit 87.
Dia berhasil meneruskan umpan tarik Isdiantono. ’’Saat ini kami fokus perebutan peringkat ketiga. Kami harus realistis,’’ kata Junaidi, seusai pertandingan. (H15-22)
Pada leg kedua semifinal di Gelora Sriwijaya Palembang, kemarin, ’’Laskar Kalinyamat’’ kalah 1-3. Dalam laga pertama di Gelora Bumi Kartini, ’’Laskar Wong Kito’’ unggul 2-0.
Pelatih Junaidi berspekulasi dengan memarkir dua gelandang pentingnya, Donny Siregar dan Nurul Huda. Dioa justru menurunkan pemain yang jarang tampil Chanif Muhajirin dan Yogi Alfian di tengah bersama Amarildo Souza dan Enjang Rohiman.
Spekulasi itu harus dibayar mahal karena formasi lini tengahnya keteteran dan seperti memberi ruang lebih bagi agresi Zah Rahan, gelandang Laskar Wong Kito yang membabi buta.
Setelah tiket final melayang, anak-anak Jepara bakal fokus memburu peringkat ketiga pada Minggu mendatang (28/6) di tempat yang sama jumpa Deltras Sidoarjo. Pada hari yang sama, Sriwijaya FC bakal ditantang juara Liga Indonesia 2009, Persipura yang lebih dulu lolos ke final.
Baru delapan menit pertandingan berjalan, anak-anak Palembang memimpin melalui gol Budi Sudarsono. Anoure Obiora menambah dua gol, yang masing-masing tercipta pada menit ke-27 dan 73.
Tim tamu membalas lewat Pablo Frances tiga menit sebelum waktu normal berakhir.
Jadi Gelandang
Zah Rahan, pemain terbaik musim 2007 memberi inspirasi pada lahirnya dua gol pertama timnya. Ia mengacak-ngacak lini tengah sebelum memberi ruang penetrasi bagi duet Obiora dan Budi Sudarsono.
Kelemahan lini tengah Persijap merembet pada lini belakang yang terus menerima serangan balik cepat lawan. Dua kali kepanikan tampak dari gagalnya bek Aji Nurpijal menghentikan serangan.
Aji melakukan kesalahan dalam mengontrol bola di kotak penalti. Bola diserobot lawan dan membuahkan gol Budi.
Gol kedua juga akibat gagalnya Aji mengantisipasi gerakan Obiora yang menerima umpan Zah Rahan.
Pelatih Sriwijaya Rahmad Dharmawan berkreasi dengan menempatkan striker Ngon A Djam sebagai gelandang bersama Tony Sucipto dan Zah Rahan. Formasi itu mampu memberi tekanan. Rahmad menginstirahatkan Keith Kayamba Gumbs dan Wijay.
Kapten Persijap Evaldo berpeluang mencetak gol. Namun, bola dari tendangan bebasnya masih bisa ditepis Ferry Rotinsulu pada menit ke-30. Peluang itu mengingatkan atraksi serupa dalam laga pertama, saat empat tendangan bebas berbahaya Evaldo digagalkan Ferry.
Setelah turun minum, Junaidi mengganti Danang Wihatmoko dengan Johan Angga Kusuma dan menarik keluar Chanif dengan memasukkan Isdiantono.
Serangan lebih hidup. Menit 58, umpan silang Ilham mengenai tangan M Mauly Lessy di kotak terlarang hingga berbuah penalti. Namun tendangan Pablo Frances jauh memlabung di atas mistar.
Juara bertahan menambah gol lagi menit 73 lewat sundulan Obiora memanfaatkan umpan silang Charis Yulianto. Pablo membayar kegagalannya saat melakukan tendangan penalti dengan mencetak gol menit 87.
Dia berhasil meneruskan umpan tarik Isdiantono. ’’Saat ini kami fokus perebutan peringkat ketiga. Kami harus realistis,’’ kata Junaidi, seusai pertandingan. (H15-22)