Berharap pada RM Eko Gunarto

Persijap Jepara sebagai satu-satunya klub di Jawa Tengah yang berlaga di kompetisi tertinggi Indonesia Super League (ISL), saat ini makin tak jelas.

Pasalnya gonjang-ganjing ketidakjelasan manajemen, makin berlarut-larut. Hal ini tentu mengancam keberlangsungan Persijap sendiri, mengingat kick off makin mendekat.

Sejumlah elemen yang terkait dengan klub sepakbola kebanggaan warga Jepara ini memberi batas waktu (deadline) kepada Ketua Umum Persijap Imam Ghazali agar segera menentukan sikap pekan ini juga.

Terkait kemelut ini, sejumlah elemen mulai dari jajaran manajemen, Pengcab PSSI Jepara, calon pemain, perwakilan suporter dan lain sebagainya menggelar urun rembug. Mereka berharap persoalan ini dapat segera diatasi dalam waktu singkat.

Dua calon pemain Persijap asal Iran, Keyvan dan Kanaan Nakhjavani berharap persoalan Persijap segera rampung. Meski belum terikat kontrak, namun kedua pemain ini menyatakan tidak akan mencari klub lain.
“Kami suka dengan segala hal tentang Jepara. Kami juga percaya GM Persijap segera dapat mengatasi persoalan ini,” kata Keyvan dan Kanaan.

Sementara itu, General Manajer (GM) Persijap Chaerul Mushonnif mengakui, untuk menatap kompetisi musim depan, Persijap hanya punya waktu 1,5 bulan. Oleh sebab itu persoalan internal klub harus segera diselesaikan.

Mestinya Ketum Persijap Imam Ghazali segera mengambil langkah-langkah. Baik terkait dana, kontrak pemain dan lain sebagainya.

“Pekan ini kita berharap sudah ada solusi. Kalau tidak maka jangan menggantung persoalan ini,” kata Chaerul.

Menurut Chaerul saat ini, muncul nama RM Eko Gunarto Putro yang siap menjadi nahkoda anyar Persijap. Putra asli Jepara itu juga menyatakan kesanggupannya menerima mandat dari klub-klub untuk menjabat ketua umum. “Kami berharap, kesanggupan Mas Eko menjadi solusi terbaik untuk kemelut Persijap,” jelasnya.

Sementara itu, RM Eko Gunarto Putro dengan tegas mengungkapkan kesediaannya jika diberi amanah untuk mengambil tongkat komando Persijap.

Pengusaha di bidang jasa transportasi laut ini mengatakan, menyelamatkan Persijap merupakan bagian untuk menyelamatkan nama baik Jepara secara umum.

Tentu saja, hal ini dengan syarat jika klub-klub selaku pemilik suara dalam musyawarah cabang (Muscab) memang menghendaki dirinya menduduki posisi ketua umum, menggantikan Imam Ghazali.

Eko mengatakan, Persijap adalah bagian dari Jepara yang harus diselamatkan. Sebagai anak asli Jepara, meskipun kini dia sukses di Jakarta, namun untuk tanah kelahirannya apapun akan dilakukan. Jepara, lanjutnya harus menjadi pilot project dalam hal apapun, termasuk tim sepak bolanya.

Menurut dia, sepak bola Persijap ini telah menjadi kebanggaan warga Jepara dan mampu memberikan effect domino bagi sector ekonomi lain.

”Momentum ini harus dijadikan introspeksi dan menjadi awal bangkitnya Jepara. Sebagai orang Jepara, saya ikut sedih jika potensi yang dimiliki Jepara tidak bisa diselamatkan,” ujarnya.

Sebelumnya, Eko Gunarto pernah mendapatkan limpahan mandat untuk menjalankan kepengurusan Persijap beberapa waktu lalu dari ketua umum yang terpilih dalam Muscab, Imam Ghazali.

Namun, dia menolak menerima mandat itu karena menilai pelimpahan dengan surat dari ketua umum tersebut bukanlah cara yang prosedural di dalam organisasi sebesar Persijap.

“Caranya harus sesuai prosedur dan elegan sehingga tidak ada pihak-pihak yang tercederai,” tandasnya. (Andik Sismanto - Koran Sindo)