Pemain Seleksi Ogah Bayar Pajak Kontrak
http://www.persijap.or.id/2011/09/pemain-seleksi-ogah-bayar-pajak-kontrak.html
Persijap Jepara belum mengambil langkah maju untuk negosiasi kontra para pemain incaran. Hal ini karena terkendala persoalan pajak penghasilan yang dibebankan ke pemain.
Wakil sekretaris tim, Nurjamil membenarkan permasalahan tersebut, sehingga belum satu pun pemain yang terikat kontrak. Dia menjelaskan, dari 23 pemain yang mengikuti seleksi, 70 persen di antaranya sudah dinegosiasi, namun semuanya menolak untuk mengurangi nilai kontrak untuk membayar pajak.
"Aturan sekarang lain dibanding musim sebelumnya, yakni beban pajak penghasilan ditanggung pemain, bukan klub lagi," tandas Jamil, Sabtu (17/9) saat dihubungi.
Besaran pajak yang dibebankan itu 18 persen yang harus dibayar pemain. Jamil mengakui, proses negosiasi berjalan tersendat dan berhenti.
"Tim negosiasi mengalami kesulitan ketika harus mengatakan soal pajak penghasilan ke pemain. Pemain menolaknya. Persoalan ini akan kami serahkan ke manajemen untuk diberikan solusi, mengingat waktu yang semakin mepet,"ucapnya.
Diharapkan, proses negosiasi ini bisa selesai Selasa pekan depan dengan solusi dari manajemen. Dari jeda waktu empat hari ke depan, pemain yang direkomendasikan untuk dikontrak bisa memberikan jawaban.
"Kami berikan waktu untuk pemain berpikir," imbuh Jamil.
Salah satu pemain yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, beberapa pemain sudah sepakat nilai kontrak seperti musim lalu, tetapi ketika disodori pajak yang harus ditanggung sendiri, akhirnya keberatan.
"Kami sebenarnya tidak masalah nilai kontrak sama seperti musim lalu, tetapi kalau dipotong pajak, jelas keberatan," kata salah satu pemain yang masih berpikir soal negosiasi tersebut. (gk-18/goal.com)
Wakil sekretaris tim, Nurjamil membenarkan permasalahan tersebut, sehingga belum satu pun pemain yang terikat kontrak. Dia menjelaskan, dari 23 pemain yang mengikuti seleksi, 70 persen di antaranya sudah dinegosiasi, namun semuanya menolak untuk mengurangi nilai kontrak untuk membayar pajak.
"Aturan sekarang lain dibanding musim sebelumnya, yakni beban pajak penghasilan ditanggung pemain, bukan klub lagi," tandas Jamil, Sabtu (17/9) saat dihubungi.
Besaran pajak yang dibebankan itu 18 persen yang harus dibayar pemain. Jamil mengakui, proses negosiasi berjalan tersendat dan berhenti.
"Tim negosiasi mengalami kesulitan ketika harus mengatakan soal pajak penghasilan ke pemain. Pemain menolaknya. Persoalan ini akan kami serahkan ke manajemen untuk diberikan solusi, mengingat waktu yang semakin mepet,"ucapnya.
Diharapkan, proses negosiasi ini bisa selesai Selasa pekan depan dengan solusi dari manajemen. Dari jeda waktu empat hari ke depan, pemain yang direkomendasikan untuk dikontrak bisa memberikan jawaban.
"Kami berikan waktu untuk pemain berpikir," imbuh Jamil.
Salah satu pemain yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, beberapa pemain sudah sepakat nilai kontrak seperti musim lalu, tetapi ketika disodori pajak yang harus ditanggung sendiri, akhirnya keberatan.
"Kami sebenarnya tidak masalah nilai kontrak sama seperti musim lalu, tetapi kalau dipotong pajak, jelas keberatan," kata salah satu pemain yang masih berpikir soal negosiasi tersebut. (gk-18/goal.com)