Faktor Mental Jadi Kunci
http://www.persijap.or.id/2011/06/faktor-mental-jadi-kunci.html
Menghadapi Arema Indonesia, faktor mental menjadi perhatian khusus Persijap Jepara. Berbekal pemain-pemain biasa, Tim Laskar Kalinyamat butuh semangat tanding tinggi dan kerja tim yang solid untuk bisa memenangi tim juara bertahan tersebut.
"Kalau satu atau beberapa pemain kami bermain sendiri dan mengabaikan kerja sama dalam pertandingan, maka kami akan habis. Kami juga tidak boleh rendah diri karena itu akan menyulitkan kami sendiri," kata Pelatih Persijap Jepara Suimin Diharja, dalam latihan akhir pekan kemarin.
Untuk itu dalam game beberapa hari terakhir, Suimin Diharja dibantu asistennya Anjar Jambore Widodo dan Mukhlisin, mencoba memainkan sepak bola efektif, dan menghindari permainan yang terlalu menonjolkan keterampilan individu.
"Pemain yang terlalu lama menggiring bola lalu kehilangan bola yang dikuasainya kebanyakan merasakan dua efek sekaligus. Pertama kelelahan semakin terasa, dan kedua, memicu frustasi," kata Mukhlisin.
Suimin menandaskan rekor buruk tim Persijap yang belum bisa menundukkan Arema Indonesia dalam sejarah pertemuan kedua tim di pertandingan resmi, bukan menimbulkan persoalan mental di timnya, tetapi justru menjadi titik pacu.
Karena itu, pengalaman pemain-pemain senior seperti Evaldo, Nurul Huda, dan anak kelahiran Malang, Kasiyadi bisa memberikan efek positif di tim untuk bisa menghentikan sejarah buruk itu.
Suimin menyatakan sudah mengintip gaya permainan calon lawannya itu, setidaknya di tiga pertandingan terakhir mereka. Sebelum mengatasi Deltras Sidoarjo 3-0 dan Persela Lamongan 1-0 di Stadion Kanjuruhan, Tim Singo Edan itu kalah 0-2 menghadapi tuan rumah Semen Padang.
Dalam dua laga terakhir di Kanjuruhan, Suimin menyebut Arema memiliki serangan dari sisi sayap yang mematikan. Karena itu timnya bersiap untuk membendung keunggulan tim asuhan Miroslav Janu itu. (Muhammadun Sanomae/CN26)
"Kalau satu atau beberapa pemain kami bermain sendiri dan mengabaikan kerja sama dalam pertandingan, maka kami akan habis. Kami juga tidak boleh rendah diri karena itu akan menyulitkan kami sendiri," kata Pelatih Persijap Jepara Suimin Diharja, dalam latihan akhir pekan kemarin.
Untuk itu dalam game beberapa hari terakhir, Suimin Diharja dibantu asistennya Anjar Jambore Widodo dan Mukhlisin, mencoba memainkan sepak bola efektif, dan menghindari permainan yang terlalu menonjolkan keterampilan individu.
"Pemain yang terlalu lama menggiring bola lalu kehilangan bola yang dikuasainya kebanyakan merasakan dua efek sekaligus. Pertama kelelahan semakin terasa, dan kedua, memicu frustasi," kata Mukhlisin.
Suimin menandaskan rekor buruk tim Persijap yang belum bisa menundukkan Arema Indonesia dalam sejarah pertemuan kedua tim di pertandingan resmi, bukan menimbulkan persoalan mental di timnya, tetapi justru menjadi titik pacu.
Karena itu, pengalaman pemain-pemain senior seperti Evaldo, Nurul Huda, dan anak kelahiran Malang, Kasiyadi bisa memberikan efek positif di tim untuk bisa menghentikan sejarah buruk itu.
Suimin menyatakan sudah mengintip gaya permainan calon lawannya itu, setidaknya di tiga pertandingan terakhir mereka. Sebelum mengatasi Deltras Sidoarjo 3-0 dan Persela Lamongan 1-0 di Stadion Kanjuruhan, Tim Singo Edan itu kalah 0-2 menghadapi tuan rumah Semen Padang.
Dalam dua laga terakhir di Kanjuruhan, Suimin menyebut Arema memiliki serangan dari sisi sayap yang mematikan. Karena itu timnya bersiap untuk membendung keunggulan tim asuhan Miroslav Janu itu. (Muhammadun Sanomae/CN26)