Loading...

Liga Primer, Selamat Datang di Indonesia!

Oleh: YAB*




Liga Primer Indonesia (LPI) resmi digelar Sabtu (8/1) kemarin di Solo dengan mempertemukan ‘pemain baru’, Solo FC dengan ‘muka lama’ Persema Malang. Kehadiran liga baru ini banyak mengundang perbincangan para pengamat sepakbola tanah air, tak terkecuali di ‘teras’ P.O.S (Persijap Suporter Online). Ada yang sinis, ada yang skeptis, dan tentu saja ada yang apresiatif.

Setelah melihat hasil laga pembuka itu, banyak pendapat yang berkeyakinan bahwa tim yang ‘berangkat’ dari ISL pasti akan berjaya. Opini tersebut bukan tanpa dasar karena klub jebolan ISL bisa dikatakan solid secara mental maupun tactical. Bukti riil menunjukkan kualitas Persema yang notabene merupakan ‘alumni’ Liga Super mampu mempecundangi tuan rumah Solo FC dengan skor telak 5-1.

Satu hari kemudian pendapat orang-orang tentang tim ISL pasti berjaya nampaknya dipatahkan oleh raihan 3 poin Batavia atas tuan rumah Persibo Bojonegoro yang juga ‘alumni’ Liga Super. Lepas dari pembahasan hasil pertandingan LPI kemarin, liga ciptaan pengusaha Arifin Panigoro ini menjadi kompetisi alternatif yang bertujuan menyuguhkan sepakbola yang (juga) menghibur, sportif, bermutu, bebas pengaturan skor, aman, dan juga tidak rusuh.

LPI sudah disiapkan selama berbulan-bulan melalui studi kelayakan yang intensif dari segi komersial maupun manajemen penyelenggaraan. Tidak banyak orang yang mau, mampu, dan berani memulai pekerjaan penuh tantangan yang banyak menguras waktu, tenaga, dan dana ini. Namun dengan segala ekspektasi dan aktualisasi yang intens insya Allah kelak akan terbukti satu musim kompetisi yang bisa memutar dana empat kali lebih besar jika semua aspek ekonomi berjalan, mulai dari bantuan liga, ticketing, sponsorship, hak siar, dan merchandise.

Banyaknya support terhadap penyelenggaran LPI ini terbukti lewat keterlibatan sponsor dan stasiun televisi asing internasional dan stasiun televisi lokal yang menyiarkan pertandingan LPI. Pemerintah pun telah merestui, dan tidak kurang dari 100 media massa nasional dan lokal interest untuk mereportase seluk beluk liga yang diawali dengan 19 klub ini. Dan yang paling penting adalah support dari masyarakat bola itu sendiri, yang ternyata antusias dalam menyambut LPI.

Acungan jempol pantas diberikan pada Arifin Panigoro yang telah banyak berkecimpung dalam kemajuan sepakbola Indonesia melalui Liga Medco yang bertujuan mencetak bibit-bibit remaja yang skillfull. Kegalauan pengusaha Medco itu seperti halnya kegalauan kita yang selalu berharap-harap cemas ketika Persijap dirugikan PSSI dengan denda yang tidak masuk akal, pengunduran jadwal, dan lain sebagainya.

Melalui LPI, ia berusaha membuktikan jika di-manage secara profesional maka klub-klub sepakbola kita tidak akan ‘menyusu’ pada ABPD. Bisa dibayangkan jika tim sepakbola kita menjadi klub mapan secara finansial: Manajemen tidak akan bingung mengontrak pemain di tiap awal pembentukan tim, kita tidak akan khawatir kehilangan pemain bintang karena Evaldo, Nurul Huda, Riski Novriansyah, Johan Juansyah, Danang Wihatmoko, dll sudah terikat kontrak berdurasi tahunan, sistem kontrak yang demikian itu juga membuat manajemen berpeluang untuk menempatkan Guti Riberio dan Javier Perez di selling list, kita juga tidak perlu repot-repot mencari sumbangan dana ke sana-sini untuk membantu beban finansial manajemen, dan (mungkin) juga manajemen tidak akan menaikkan harga tiket.

Keluar dari suara pesimis dan optimis, semua boleh berpendapat, karena itu hak seluruh warga negara. Namun sangat aneh jika kompetisi yang lebih banyak ‘memeras’ uang rakyat justru dipuja-puja, sementara ada kompetisi yang mau bersih dan menguntungkan malah dicerca dan dicurigai. Oke, memuji jalur kompetisi yang dilewati Persijap itu memang harus dan mutlak, tapi yang (mungkin) tidak harus dan tidak mutlak adalah menjelek-jelekkan kompetisi lain. Untuk itu, alangkah bijaknya jika kita tidak menghalang-halangi niat tulus dan cita-cita luhur kita untuk mencapai iklim sepakbola yang prestisius.

Liga Primer Indonesia merupakan momentum dalam era baru sepakbola nasioanal ke arah yang lebih baik. Tentu tidak mudah dan tidak ada jalan pintas menuju iklim kompetisi sepakbola yang lebih baik tanpa dukungan kita semua. Atas nama garuda di dada, kami ucapkan: selamat datang Liga Premir di Indonesia. Bravo ISL, bravo LPI, demi kemajuan sepakbola Indonesia mari kita dukung semuanya! Salam merah sejati.

* YAB, pemain keduabelas Barcelona, aktif mencintai Persijap sampai akhirat.
Supporter 354854209369917780

Posting Komentar

  1. Bravo liga resmi!!! yg belum baik mari diperbaiki, tp biasakan masyarakat kita dg hal yg legal. OK????????? sebagus apapun kompetisi tanpa dukungan legalisasi, kemanakah ia akan bermuara????????
    semoga kelak jika LPI benar2 mjd liga idaman masyarakat, mampu memberikan kontribusi positif bagi timnas, tdk hanya mampu mencetak bakat saja tp mampu mencetak bakat yg berguna bg Timnas. apa gunanya pemain berbakat jika tdk bermuara dan berkontribusi pd Timnas???????
    so tahu maksud kalimat di atas bukan??????????

    BalasHapus
  2. Kelak jika LPI diakui FIFA, qt dukung Persijap ikut LPI. tp selama LPI blm bermuara ke FIFA, apa guna ikut kompetisi tersebut? tdk akan mampu membawa prestasi ke kancah dunia bukan?????

    BalasHapus
  3. oy ada kalimat: Pemerintah pun telah merestui.
    apa guna restu pemerintah jika tdk ad restu induk organisasi sepakbola dunia, toh pemerintah jg g akan mampu membawa sayap garuda mengepak tinggi di langit dunia???
    Faktanya pemerintah ga mampu berbuat apa2 untuk memajukan sepakbola nasional, menggusur NH dkk aj g bisa. so dukungan pemerintah bukan hal yg istimewa, apalagi pemerintahan yg berisi org2 yg suka caper n dompleng popularitas pihak2 yg sedang populer saja.
    Klo pemerintah mendukung, idealnya pemerintah mengusahakan legalitas LPI di keanggotaan FIFA.

    BalasHapus
  4. dukungan Ppemerintah, itulah kelemahan kita. Pemerintah jelas tidak bisa "menggoyang" NH turun. Intervensi Pemerintahn justru akan membuat kita 'dilaknat' FIFA. alasan itulah yang dijadikan tendensi NH dkk untuk duduk bersila dgn damai di kursi PSSI. Ya... inilah yang sulit.
    kita hanya mampu berdoa semoga NH sadar dan mau turun, dan melegalkan LPI.

    di India ada 2 kompetisi tertinggi..
    dan Australia malah ada 3 kompetisi tertingggi...
    realita berbicara, 2 negara tsb mampu berprestasi.
    jadi, Indonesia bukanlah satu2nya negara dgn 2 kompetisi tertinggi. ya... semoga LPI legal.... semua bagus....

    BalasHapus
  5. legal atau tidak legal itu urusannya PSSI yang tidak mau mengakomodir..
    kalau urusan menggeser NH itu bukan kewenangan pemerintah, karena sesuai mekanisme Organisasi, kepengurusan PSSI direstrukturisasi lewat Kongres, sedangkan yang punya hak suara di Kongres itu bukan pemerintah atau suporter, tapi Pengda PSSI (persijap masuk didalamnya)

    jadi sebenarnya yang bisa mereformasi PSSI yaaa Pengda PSSI.. tapi faktanya suara yang menginginkan PSSI direformasi muncul dari pihak2 yang di luar PSSI, ini kan Aneh??? Aksi ribuan/jutaan suporter tiada guna, karena mereka diluar mekanisme dan tidak punya Hak Suara..

    kalau mau jujur, apa yang sudah dilakukan Pengda PSSI selama ini, sama sekali tidak ada gregetnya untuk melakukan terobosan reformasi, tak pernah muncul ide untuk melakukan Kongres luar biasa (atau jangan-jangan Pengda PSSI berada/menikmati pada safety zone)

    kalau hal ini terus menerus terjadi (tidak ada greget), wajar kalau kemudian muncul suara-suara "liar" yang menginginkan perubahan.harusnya Pengda PSSI di tiap daerah berani melakukan langkah-langkah reformatif sehingga tidak kemudian memunculkan liga baru.. saya yakin kalau penanganan liga di indonesia terselenggara dengan profesional, LPI tidak akan ada di Indonesia, yang ada adalah penyelenggaraan kompetisi liga dengan manjemen baru yang lebih tertata dengan tetap dibawah payung PSSI..

    buka mata, buka telinga, buka hati... wahai Pengda PSSI..

    BalasHapus
  6. Biasanya wong Indonesia iku seneng seng orak legal.... mau bahas PERSIJAP?? gabung aja FB digrup LASKAR KALINYAMAT..

    BalasHapus
  7. ISL dengan pengalaman penyelenggaraannya selama beberapa tahun dan manual pelaksanaan liga yang komplit, memiliki keunggulan dalam pelaksanaan dan penataan infrastruktur.

    LPI dengan mengandalkan 100% pendanaan swasta menjanjikan kompetisi yang fair, bebas APBD.

    Bagi saya cukup wajar kalo PSSI tidak merestui LPI. diluar prasangka buruk yang telah terlontar, PSSI secara pasti telah mengetahui sanksi dari FIFA jika merestui LPI oleh karena itu mereka ngotot tidak mengakui LPI agar sanksi tidak berimbas Tim nasional. Tapi pada dasarnya PSSI tidak bisa menolak hukum evolusi. Saat ini, ada keinginan kuat dari kita para pecinta sepak bola untuk melihat "Geliat" sepak bola kita didunia. Keinginan inilah yang ditanggapi oleh panigoro CS dengan menggulirkan LPI.
    Hanya yang patut disesalkan adalah kebijakan LPI untuk "membajak" beberapa klub untuk keluar dari ISL saat kompetisi masih berlangsung. Terkesan amatir dan ambisius untuk menggoyang ISL.

    Biarkan LPI bergulir, biarkan habitat baru ini bisa ditempati mahluk2 yang baru. ISL adalah habitat yang berbeda dengan LPI.
    Biarkan Persijap hidup dihabitatnya sendiri.

    Suatu saat, bangsa ini akan memperoleh manfaat dari 2 habitat baru ini.

    Salam Merah sejati, bravo persijapku.

    BalasHapus
  8. Demi perubahan yang lebih baik, ilegal ga masalah. Dari pada elek terus!!!
    Buat PSSI ayo kamu bisa!! Ojo gelem kalah mbe LPI. LPI jioss lho pak Nurdin. Mosok pengalaman puluhan taun ga ono perubahan blas, selot suwe koq malah ga genah!
    Buat PERSIJAP tetap d ISL tapi rasa IPL, no APBD, no ANARKIS n' no KORUPSI!!!

    "PERSIJAP till I die"

    BalasHapus
  9. Bener metamorfosa : Pengda PSSI ayo goyang NURDIN biar turun, jgn duduk diam mnikmati angin si NURDIN atau kalian juga anak buahnya NURDIN yg uda ikut dpt JATAH dari dia ya ?? ckckck...

    MESAKKE INDONESIA....!!!

    BalasHapus
  10. * Mas Didit: yups... kausal Anda sangat jelas. itulah resolusi yang baik dan benar....

    * Mas Inul: Persijap... memang begitulah seharusnya. semoga saja semakin lebih baik dan semakin lebih benar.

    BalasHapus

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive