Ditarget Lima Besar, Diva Butuh Dukungan
http://www.persijap.or.id/2010/08/ditarget-lima-besar-diva-butuh-dukungan.html
Pelatih baru Persijap Divaldo da Silva Teixeira Alves mendapat amanat yang cukup berat dari manajemen. Sebagai pelatih baru, musim ini dia telah dibebani target membawa tim Laskar Kalinyamat masuk dalam jajaran elit Indonesia Super League (ISL), yakni masuk peringkat lima besar di klasemen akhir.
Target itu disampaikan oleh manajemen pada saat Diva memberikan presentasi program pada Minggu (8/9) malam, di sekretariat Persijap.
"Saya mendapat mandat membawa Persijap masuk lima besar pada ISL musim ini. Itu mandat yang berat, tapi dengan kerja keras dan saling mendukung, tentu itu bisa tercapai," katanya, kemarin (9/8), saat ditemui di mes Persijap.
Untuk bisa mencapai target tersebut, pelatih berusia 32 tahun ini mengatakan bahwa semua elemen Persijap, baik manajemen, ofisial, pelatih, pemain, maupun suporter dan masyarakat, harus saling mendukung.
Diva berharap di dalam tubuh tim Persijap tercipta kondisi yang nyaman dan dibangun dengan rasa kekeluargaan. Kondusivitas sebuah tim, menurutnya sangat berpengaruh terhadap pencapaian tim di kompetisi.
''Semua elemen tim harus seperti keluarga, saling membantu. Yang terpenting adalah motivasi pemain harus terus diangkat. Dan harus ada tekad untuk bisa selalu menang," kata mantan pelatih PSMS Medan tersebut.
Dalam gambarannya ke depan, tim yang akan dibentuk merupakan kombinasi pemain muda dan pemain senior. Dikatakan, pemain muda harus diberi kepercayaan untuk bisa mengembangkan prestasinya.
Dalam pandangannya, di samping masih memiliki motivasi bertanding yang tinggi, pemain muda juga masih berpotensi untuk terus mengembangkan kemampuannya. Namun menurutnya, dalam sebuah tim juga harus tetap mempertahankan pemain senior yang berkarakter dan paham betul akan kondisi tim.
''Perlu ada eksperimen terhadap pemain-pemain muda, semua harus mendukung itu," ujar pelatih asal Portugal yang juga masih tergolong muda itu.
Diva sendiri mulai melirik karir sebagai pelatih sejak masih berusia 20 tahun. Selain pernah menjadi pemain, Diva juga pernah menimba ilmu di akademi kepelatihan di negaranya. Diva memutuskan untuk menggeluti profesi sebagai pelatih, setelah dia mengalami cedera sewaktu menjadi pemain.
Di tahun 2005, pelatih yang baru menikah sepekan lalu itu juga pernah mengikuti training kepelatihan di Real Massama FC Filiated, di mana tim tersebut merupakan tim salah satu pemain nasional Portugal, Nani.
Sebagai pelatih muda, Diva mengaku tetap optimistis bisa berbuat yang terbaik bagi tim yang dilatihnya. ''Saat ini di Eropa pun sudah banyak yang menggunakan pelatih muda. Kita tahu pelatih Porto, Andre Villas, saat ini masih berusia 32 tahun," jelasnya. (han/aji)
Target itu disampaikan oleh manajemen pada saat Diva memberikan presentasi program pada Minggu (8/9) malam, di sekretariat Persijap.
"Saya mendapat mandat membawa Persijap masuk lima besar pada ISL musim ini. Itu mandat yang berat, tapi dengan kerja keras dan saling mendukung, tentu itu bisa tercapai," katanya, kemarin (9/8), saat ditemui di mes Persijap.
Untuk bisa mencapai target tersebut, pelatih berusia 32 tahun ini mengatakan bahwa semua elemen Persijap, baik manajemen, ofisial, pelatih, pemain, maupun suporter dan masyarakat, harus saling mendukung.
Diva berharap di dalam tubuh tim Persijap tercipta kondisi yang nyaman dan dibangun dengan rasa kekeluargaan. Kondusivitas sebuah tim, menurutnya sangat berpengaruh terhadap pencapaian tim di kompetisi.
''Semua elemen tim harus seperti keluarga, saling membantu. Yang terpenting adalah motivasi pemain harus terus diangkat. Dan harus ada tekad untuk bisa selalu menang," kata mantan pelatih PSMS Medan tersebut.
Dalam gambarannya ke depan, tim yang akan dibentuk merupakan kombinasi pemain muda dan pemain senior. Dikatakan, pemain muda harus diberi kepercayaan untuk bisa mengembangkan prestasinya.
Dalam pandangannya, di samping masih memiliki motivasi bertanding yang tinggi, pemain muda juga masih berpotensi untuk terus mengembangkan kemampuannya. Namun menurutnya, dalam sebuah tim juga harus tetap mempertahankan pemain senior yang berkarakter dan paham betul akan kondisi tim.
''Perlu ada eksperimen terhadap pemain-pemain muda, semua harus mendukung itu," ujar pelatih asal Portugal yang juga masih tergolong muda itu.
Diva sendiri mulai melirik karir sebagai pelatih sejak masih berusia 20 tahun. Selain pernah menjadi pemain, Diva juga pernah menimba ilmu di akademi kepelatihan di negaranya. Diva memutuskan untuk menggeluti profesi sebagai pelatih, setelah dia mengalami cedera sewaktu menjadi pemain.
Di tahun 2005, pelatih yang baru menikah sepekan lalu itu juga pernah mengikuti training kepelatihan di Real Massama FC Filiated, di mana tim tersebut merupakan tim salah satu pemain nasional Portugal, Nani.
Sebagai pelatih muda, Diva mengaku tetap optimistis bisa berbuat yang terbaik bagi tim yang dilatihnya. ''Saat ini di Eropa pun sudah banyak yang menggunakan pelatih muda. Kita tahu pelatih Porto, Andre Villas, saat ini masih berusia 32 tahun," jelasnya. (han/aji)