Persijap Harus Bangkit
http://www.persijap.or.id/2010/04/persijap-harus-bangkit.html
JEPARA - Persijap merasa terpukul dengan kekalahan telak saat dijamu Persisam Samarinda dalam laga Djarum Indonesia Super League (ISL) di Stadion Segiri Samarinda, Sabtu lalu.
Manajemen menilai kekalahan itu sebagai hasil paling buruk yang harus dihentikan. Evaldo dan kawan-kawan mendapat evaluasi mendasar dari manajemen tim agar segera memeluk kembali momentum kebangkitan agar bisa membuka jalan selamat dari degradasi.
’’Setelah pertandingan, kami bicara dengan semuanya. Kami, pemain, dan tim pelatih sama-sama ingin ada perubahan mendasar. Kerja tim harus jalan,’’ kata manajer Edy Sujatmiko di Samarinda, kemarin.
Ia turut menyaksikan jalannya pertandingan bersama Bupati Hendro Martojo dan beberapa anggota muspida. Selama menjadi manajer tim di tiga musim berturut-turut, baru sekali itu timnya kebobolan lima gol tanpa balas.
Bahkan dari catatan Laskar Kalinyamat dalam satu dekade terakhir, itu menjadi kekalahan terbesar karena memecah rekor buruk kalah besar 0-4 musim 2001 dari Persipura Jayapura di Stadion Mandala dan kalah 0-4 pula dari tuan rumah Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring pada 2009-2010.
Untuk kemenangan terbesar dicatat pada 2006, saat menggulung Persikota Tangerang 6-1 di Kamal Djunaidi. Edy menandaskan, tidak ada persoalan terkait motivasi dari manajemen sebelum laga melawan Persisam itu. ’’Kami menyediakan bonus khusus, lebih tinggi dari laga kandang jika bisa memenangi laga,’’ tandasnya.
Disiplin Rendah
Ia mengaku begitu mudah tim kebobolan dan rendahnya kedisiplinan pemain memutus serangan lawan. Terlepas dari itu, ia melihat atmosfer kebangkitan tim-tim papan bawah kemarin tengah menemukan harinya.
Selain Persisam, tim papan bawah yang menang besar adalah Persitara Jakarta Utara yang mengatasi Sriwijaya FC 5-1, Bontang FC menang 4-1 atas Persela Lamongan, dan Pelita Jaya mengungguli Persib Bandung 2-1. ’’Melihat peta kebangkitan itu, kami harus ekstrawaspada. Lebih cepat menjamin selamat degradasi akan lebih baik,’’ imbuhnya.
Pelatih Persijap Junaidi menilai ada faktor ketidakpercayaan antarpemain di timnya hingga kerja tim amburadul. Dia menarik keluar kiper M Syahbani yang gawangnya sudah bobol tiga gol pada awal babak kedua, digantikan kiper baru Khoirul Latief, yang akhirnya kebobolan dua gol di babak kedua.
Selain itu Junaidi menerapkan skema yang amat jarang ia peragakan, yakni 4-4-2, dengan menempatkan Nurul Huda, Ahmad Mahrus Bahtiar, Evaldo, dan Isdiantono dalam satu garis di belakang.
Sedangkan di tengah ada Phaitoon Thiabma, Donny Siregar, Bona Sumanjuntak, dan Ahmad Taufik, dengan dua pemain di depan Pablo Frances dan Eki Nurhakim. Persijap akan menghadapi Bontang FC di laga berikutnya, 28 April. (H15-40)
Manajemen menilai kekalahan itu sebagai hasil paling buruk yang harus dihentikan. Evaldo dan kawan-kawan mendapat evaluasi mendasar dari manajemen tim agar segera memeluk kembali momentum kebangkitan agar bisa membuka jalan selamat dari degradasi.
’’Setelah pertandingan, kami bicara dengan semuanya. Kami, pemain, dan tim pelatih sama-sama ingin ada perubahan mendasar. Kerja tim harus jalan,’’ kata manajer Edy Sujatmiko di Samarinda, kemarin.
Ia turut menyaksikan jalannya pertandingan bersama Bupati Hendro Martojo dan beberapa anggota muspida. Selama menjadi manajer tim di tiga musim berturut-turut, baru sekali itu timnya kebobolan lima gol tanpa balas.
Bahkan dari catatan Laskar Kalinyamat dalam satu dekade terakhir, itu menjadi kekalahan terbesar karena memecah rekor buruk kalah besar 0-4 musim 2001 dari Persipura Jayapura di Stadion Mandala dan kalah 0-4 pula dari tuan rumah Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring pada 2009-2010.
Untuk kemenangan terbesar dicatat pada 2006, saat menggulung Persikota Tangerang 6-1 di Kamal Djunaidi. Edy menandaskan, tidak ada persoalan terkait motivasi dari manajemen sebelum laga melawan Persisam itu. ’’Kami menyediakan bonus khusus, lebih tinggi dari laga kandang jika bisa memenangi laga,’’ tandasnya.
Disiplin Rendah
Ia mengaku begitu mudah tim kebobolan dan rendahnya kedisiplinan pemain memutus serangan lawan. Terlepas dari itu, ia melihat atmosfer kebangkitan tim-tim papan bawah kemarin tengah menemukan harinya.
Selain Persisam, tim papan bawah yang menang besar adalah Persitara Jakarta Utara yang mengatasi Sriwijaya FC 5-1, Bontang FC menang 4-1 atas Persela Lamongan, dan Pelita Jaya mengungguli Persib Bandung 2-1. ’’Melihat peta kebangkitan itu, kami harus ekstrawaspada. Lebih cepat menjamin selamat degradasi akan lebih baik,’’ imbuhnya.
Pelatih Persijap Junaidi menilai ada faktor ketidakpercayaan antarpemain di timnya hingga kerja tim amburadul. Dia menarik keluar kiper M Syahbani yang gawangnya sudah bobol tiga gol pada awal babak kedua, digantikan kiper baru Khoirul Latief, yang akhirnya kebobolan dua gol di babak kedua.
Selain itu Junaidi menerapkan skema yang amat jarang ia peragakan, yakni 4-4-2, dengan menempatkan Nurul Huda, Ahmad Mahrus Bahtiar, Evaldo, dan Isdiantono dalam satu garis di belakang.
Sedangkan di tengah ada Phaitoon Thiabma, Donny Siregar, Bona Sumanjuntak, dan Ahmad Taufik, dengan dua pemain di depan Pablo Frances dan Eki Nurhakim. Persijap akan menghadapi Bontang FC di laga berikutnya, 28 April. (H15-40)
hallo banaspati & jetmen, hallo laskar kalinyamat. ayo dukung terus persijap. bangkit persijap. kita semua gak rela persijap terdegradasi. persijap pasti bangkit! persijap pasti bisa! .../laskar kalinyamat jakarta
BalasHapus