Loading...

Awal Buruk Laskar Kalinyamat

MALANG - Persijap Jepara menelan kekalahan 0-3 dari tuan rumah Arema Indonesia dalam laga perdana Piala Indonesia Grup E di Stadion Kanjuruhan Malang, sore kemarin.

Kekalahan itu melanjutkan rekor buruk Laskar Kalinyamat yang tak pernah menang atas Arema dalam sembilan kali pertemuan, baik di liga maupun Piala Indonesia.

Hasil tersebut juga membuat Evaldo cs hanya bisa berharap dari hasil pertandingan berikutnya di grup ini, melawan PS Mojokerto Putra dan Deltras Sidoarjo pada 17 dan 20 April untuk bisa lolos ke babak 16 Besar.

Tiga gol Arema dicetak Roman Chemelo menit ke-35, Dendy Santoso (42), dan Roni Firmansyah (90+1). Kemenangan Arema itu memberi catatan dominasinya musim ini dengan tiga kali menang atas Persijap.

Sebelumnya, dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini, Arema dua kali menang, yakni 1-0 pada putaran pertama di Jepara dan 3-1 di Malang.

Persijap bisa membuka kansnya untuk lolos ke babak 16 besar bila menang atas Mojokerto Putra dan Deltras.

Evaldo cs sebenarnya bisa bertahan dengan cukup baik pada 30 menit pertama, kendati mendapatkan banyak serangan dari Arema.

Tapi, sepanjang waktu itu, hanya ada dua serangan balasan Persijap, masing-masing menit ke-9 melalui sundulan Pablo Frances yang menyamping tipis dari gawang, serta tendangan keras Johan Juansyah dari tepi kotak penalti namun mampu ditepis keluar gawang oleh kiper Kurnia Meiga.

Arema yang menurunkan banyak pemain muda tampil agresif. Serangan mereka tergalang rapi melalui inspirasi Roman Chemelo.

Pada menit ke-35, Roman yang bergerak dan menguasai bola dari tengah membangun serangan dibantu Rahmat Affandi. Ia bergerak tanpa bisa diantisipasi bek Persijap, Evaldo, lalu menusuk.

Bola yang dikuasainya langsung ditendang keras ke gawang M Syahbani dan menghasilkan gol pertama.

Setelah memimpin 1-0, tim tuan rumah makin percaya diri dalam menyerang. Pada menit ke-42, kesalahan Isdiantono dalam mengantisipasi umpan silang dimanfaatkan dengan baik striker muda Arema, Dendy Santoso.

Ia mencuri bola yang dilewatkan Isdiantono dan menceploskannya ke gawang M Syahbani, 2-0. Skor itu bertahan hingga jeda.

Kurang Kerja Sama
Pada babak kedua, Persijap berinisiatif menyerang. Jalannya laga babak kedua relatif berimbang. Namun ada satu pembeda di antara kedua tim itu yang paling mencolok.
Jika Arema tampil dengan kerja sama bagus, kombinasi serangan komplet, serta berhasil membangun sistem pertahanan rapat. Di kubu Persijap, kerja sama tidak berjalan dengan baik.

Pablo Frances yang beberapa kali menguasai bola dan ada dalam posisi menyerang, selalu terlambat memberi umpan ke pemain lain.

Akibatnya, para pemain bertahan lawan selalu berhasil mengerubutinya dan mengambil alih penguasaan bola.

Pada menit ke-81 misalnya, Pablo yang bekerjasama dengan Iswanto berhasil menusuk ke depan, namun dia terus membawa bola dan para pemain lawan berhasil mendekat.
Padahal Johan Juansyah yang berdiri bebas sudah menunggu umpan. Pablo memilih mencari ruang tembak, namun karena terkawal banyak lawan tendangannya lemah dan bisa diantisipasi kiper.

Sebaliknya, Arema kembali menambah gol pada tambahan waktu melalui kerja sama baik. Rahmat Affandi yang menerima umpan dari tengah menahan bola dan memberikannya kepada pemain pengganti Roni Firmansyah.

Sepakan keras Roni menyobek gawang Syahbani untuk kali ketiga, 3-0. Pelatih Persijap, Junaidi mengakui timnya kalah kelas dari Arema. Dia hanya menyayangkan kinerja Pablo yang terlalu individualistis.

“Secara individual memang bagus, bahkan terbaik, tapi secara tim itu tidak menguntungkan” kata Junaidi.

Meski sudah diarahkan, tambah Junaidi, karakter Pablo memang begitu, maka sulit untuk dibenahi. Junaidi akan melakukan perombakan baik saat melawan Deltras Sidoarjo maupun Mojokerto Putra. (H15,jo-40)
Skuad 5534297050806368650

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive