Mimpi Buruk Persijap Berlanjut
http://www.persijap.or.id/2009/12/mimpi-buruk-persijap-berlanjut.html
PALEMBANG - Mimpi buruk Persijap Jepara setiap kali berlaga di Palembang berlanjut. Minggu (6/12), mereka kembali menelan kekalahan dari tuan rumah, Sriwijaya FC. Kali ini, Evaldo Silva dkk kalah 0-4.
Bermain di Stadion Jakabaring, Jepara nyaris tak berdaya menghadapi determinasi tinggi tim polesan Rahmad Darmawan. Itu mejadi kekalahan pertama Laskar Kalinyamat musim ini, sekaligus memperpanjang rekor buruk selalu kalah dari Sriwijaya FC di Jakabaring.
Pada babak pertama saja, tuan rumah mencetak dua gol melalui Keith Kayamba Gumbs menit 33 dan 37. Gol pertama lahir melalui umpan silang Octavianus yang disambut sunduan Gumbs.
Sedangkan gol kedua lahir dari titik penalti. Wasit Olehadi memberi penalti setelah kapten Persijap Evaldo melanggar Octavianus di kotak terlarang, Gumbs sukses menjadi eksekutor.
Pada babak kedua, Persijap kembali kebobolan dua gol, masing-masing melalui Anoure Obiora menit 53 dan Gumbs menit 87.
Hasil tersebut menempatkan Persijap ke posisi delapan klasemen sementara. Pelatih Persijap Junaidi mengakui, tim tuan rumah lebih menguasai jalannya pertandingan.
’’Pertama kami kalah kualitas, dan apa yang kami khawatirkan soal dampak negatif libur panjang terjadi hari ini,’’ kata dia.
Junaidi menyatakan, timnya kehilangan agresivitas dan sentuhan-sentuhan bolanya kurang efektif sehingga memudahkan lawan mengembangkan permainan.
’’Pada awalnya kami bisa bermain baik, namun setelah gol pertama itu, permainan kami menurun. Apalagi kembali kebobolan melalui penalti,’’ kata Junaidi.
Mental Runtuh
Tentang lahirnya empat gol itu, dia menyatakan merasa terlalu banyak kecolongan. Lini pertahanan yang dia beri instruksi khusus tak mampu membendung serangan-serangan Sriwijaya FC.
Persijap memiliki tiga peluang yang gagal, masing-masing oleh Isdiantono, Pablo Frances, dan Eki Nurhakim.
Junaidi mengakui blok pertahanan Sriwjaya FC yang digalang Charis Yulianto bisa mementahkan semua upaya Persijap yang tampil menyerang di babak kedua.
Laskar Kalinyamat yang kehilangan Sergio Junior akibat cedera menurunkan Bona Simanjutak di lini tengah. Namun Bona akhirnya digantikan Chanif Muhajirin di babak kedua.
Di lini depan, Junaidi memercayakan kepada duet Pablo Frances dan Noorhadi. Dia juga melakukan banyak perubahan di babak kedua.
Selain memasukkan Chanif dengan menarik Bona, dia juga mengganti Donny Siregar dengan Eki Nurhakim, serta memasukkan Yogi Alfian untuk menarik keluar Nurul Huda.
Praktis di babak kedua Junaidi banyak menggunakan para pemain yang selama ini menjadi cadangan. Dalam pertandingan tersebut, tak satu pun pemain Persijap menerima kartu kuning dari wasit.
Hanya, bagi kiper Danang Wihatmoko, empat gol itu meruntuhkan rekor bagusnya selama ini yang sebelum laga kontra Sriwijaya FC menjadi satu-satunya kiper yang paling sedikit kebobolan, yakni satu gol.
Persijap pagi ini langsung menuju Bandung untuk persiapan menghadapi Persib, Rabu lusa. (H15-40-SM)
Bermain di Stadion Jakabaring, Jepara nyaris tak berdaya menghadapi determinasi tinggi tim polesan Rahmad Darmawan. Itu mejadi kekalahan pertama Laskar Kalinyamat musim ini, sekaligus memperpanjang rekor buruk selalu kalah dari Sriwijaya FC di Jakabaring.
Pada babak pertama saja, tuan rumah mencetak dua gol melalui Keith Kayamba Gumbs menit 33 dan 37. Gol pertama lahir melalui umpan silang Octavianus yang disambut sunduan Gumbs.
Sedangkan gol kedua lahir dari titik penalti. Wasit Olehadi memberi penalti setelah kapten Persijap Evaldo melanggar Octavianus di kotak terlarang, Gumbs sukses menjadi eksekutor.
Pada babak kedua, Persijap kembali kebobolan dua gol, masing-masing melalui Anoure Obiora menit 53 dan Gumbs menit 87.
Hasil tersebut menempatkan Persijap ke posisi delapan klasemen sementara. Pelatih Persijap Junaidi mengakui, tim tuan rumah lebih menguasai jalannya pertandingan.
’’Pertama kami kalah kualitas, dan apa yang kami khawatirkan soal dampak negatif libur panjang terjadi hari ini,’’ kata dia.
Junaidi menyatakan, timnya kehilangan agresivitas dan sentuhan-sentuhan bolanya kurang efektif sehingga memudahkan lawan mengembangkan permainan.
’’Pada awalnya kami bisa bermain baik, namun setelah gol pertama itu, permainan kami menurun. Apalagi kembali kebobolan melalui penalti,’’ kata Junaidi.
Mental Runtuh
Tentang lahirnya empat gol itu, dia menyatakan merasa terlalu banyak kecolongan. Lini pertahanan yang dia beri instruksi khusus tak mampu membendung serangan-serangan Sriwijaya FC.
Persijap memiliki tiga peluang yang gagal, masing-masing oleh Isdiantono, Pablo Frances, dan Eki Nurhakim.
Junaidi mengakui blok pertahanan Sriwjaya FC yang digalang Charis Yulianto bisa mementahkan semua upaya Persijap yang tampil menyerang di babak kedua.
Laskar Kalinyamat yang kehilangan Sergio Junior akibat cedera menurunkan Bona Simanjutak di lini tengah. Namun Bona akhirnya digantikan Chanif Muhajirin di babak kedua.
Di lini depan, Junaidi memercayakan kepada duet Pablo Frances dan Noorhadi. Dia juga melakukan banyak perubahan di babak kedua.
Selain memasukkan Chanif dengan menarik Bona, dia juga mengganti Donny Siregar dengan Eki Nurhakim, serta memasukkan Yogi Alfian untuk menarik keluar Nurul Huda.
Praktis di babak kedua Junaidi banyak menggunakan para pemain yang selama ini menjadi cadangan. Dalam pertandingan tersebut, tak satu pun pemain Persijap menerima kartu kuning dari wasit.
Hanya, bagi kiper Danang Wihatmoko, empat gol itu meruntuhkan rekor bagusnya selama ini yang sebelum laga kontra Sriwijaya FC menjadi satu-satunya kiper yang paling sedikit kebobolan, yakni satu gol.
Persijap pagi ini langsung menuju Bandung untuk persiapan menghadapi Persib, Rabu lusa. (H15-40-SM)