Loading...

Dana Persijap Kembang Kempis

Dana Kembang Kempis
JEPARA - Di tengah persiapan menghadapi lanjutan Djarum Indonesia Super League (DISL) 2009/2010, diam-diam kondisi pendanaan Persijap dalam situasi kritis. Manajemen saat ini harus menanggung utang sekitar Rp 1,5 miliar untuk memenuhi kebutuhan tim.

''Saat ini kita memang masih utang untuk mendanai tim. Utang itu kurang lebih sekitar Rp 1,5 miliar," ungkap bendahara tim, Suko Santoso.

Suko mengungkapkan, dari sisi pendapatan, Persijap sangat mengharapkan dari penjualan tiket masuk pertandingan. Hanya saja, hal itu sejauh ini belum bisa berjalan optimal. Pemasukan sementara dari pertandingan kandang DISL musim ini baru sekitar Rp 400 juta. Itu pun merupakan pendapatan kotor.

Sementara, dari pertandingan uji coba dengan sejumlah tim, sebut saja PSIS Semarang dan Persibo Bojonegoro juga kurang menggembirakan, bahkan sempat tekor saat Persijap menghadapi Persibo. Sementara saat lawan PSIS, pemasukan impas dengan pengeluaran.

Di sisi lain, suntikan dana APBD perubahan 2009 sebesar Rp 600 juta juga sudah habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari kontrak pemain, kontrak pelatih, gaji, dan lainnya. Pemasukan dari sponsor pun cukup minim, yakni Rp 392 juta dari Bank Jateng.

Kondisi ini jelas membuat manajemen prihatin. Mereka berusaha memutar otak untuk mencari solusi terhadap masalah ini. Suko menegaskan, persoalan dana akhirnya berpulang ke masyarakat Jepara. Persijap merupakan tim milik warga Jepara. Jika tanpa dukungan publik, maka ke depan dia tidak bisa membayangkan nasib Persijap seperti apa.

''Seperti apa Persijap ke depan kita belum tahu. Semuanya berpulang kepada masyarakat sendiri. Tim ini khan milik masyarakat Jepara. Ya tinggal sikap masyarakatnya seperti apa terhadap tim," ungkapnya.

Dukungan penonton dalam bentuk kehadiran mereka di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) memang belum seperti yang diharapkan manajemen. Tahun ini, kebutuhan dana untuk tim minimal sama dengan tahun lalu. Tahun lalu saja, kebutuhan dananya sebesar Rp 14-15 miliar. Saat itu, pemasukan dari penjualan tiket pertandingan mencapai sekitar Rp 3 miliar lebih.

"Saya tidak tahu apakah pemasukan tiket tahun ini bisa sama dengan tahun lalu. Yang jelas kita semua mesti prihatin dengan kondisi keuangan tim. Sudah saatnya publik ikut memberikan solusi terkait pendanaan tim," ungkapnya.

Tahun ini, sebetulnya merupakan momentum bagi Persijap untuk bisa mulai mandiri. Salah satunya mengandalkan tiket pemasukan. Pasalnya, kondisi APBD dari tahun ke tahun belum tentu mendukung. ''Sekarang tiket masuk menjadi salah satu sumber utama bagi pendapatan tim. Untuk mencari sponsor sangat sulit apalagi dalam situasi seperti sekarang," cetusnya. (zis/aji/JP)
Supporter 7400896151508772234

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive