Peluang Menuju Semifinal Masih Terbuka
http://www.persijap.or.id/2009/06/peluang-menuju-semifinal-masih-terbuka.html
Kekalahan 0-1 yang diderita tim Persijap Jeopara, dari Persitara pada leg pertama babak 8 Besar, tampaknya belum memupus peluang Laskar Kalinyamat merebut tiket ke semifinal. Mereka bisa lolos, tapi dengan catatan mereka harus bisa menang minimal 2-0 di leg kedua di kandang sendiri di Jepara, 13 Juni mendatang.
Saat menghadapi Persitara, pelatih Junaidi memang dalam posisi bak buah simalakama. Dia tak bisa menerapkan permainan cepat seperti yang biasa diperagakan timnya karena mereka tidak dalam kondisi terbaik. “Bila memaksakan bermain cepat, stamina pemain bakal langsung habis. Kami mencoba memperlambat tempo permainan. Lawan memang terpancing mengikuti irama permainan kami,” kata Junaidi.
Karena itu, Junaidi mencoba memperkuat sektor belakang. Dimainkannya kiper pertama Danang Wijatmoko, meski belum sepenuhnya fit juga untuk kepentingan strategi bertahan. Meski lebih mengandalkan counter attack, namun kuantitas serangan Persijap justru lebih banyak dibandingkan dengan Persitara.
“Kami memiliki banyak peluang. Mereka justru sedikit peluangnya. Namun, mereka bisa memanfaatkannya. Tak masalah dengan kekalahan ini karena kami tak ingin kebobolan lebih dari satu gol,” lanjutnya.
Meski gagal, namun Persijap tetap optimistis di leg kedua. Tampil di kandang sendiri dengan dukungan suporter tentu meningkatkan memotivasi pemain untuk mencetak sukses. Apalagi, Copa Dji Sam Soe Indonesia menjadi harapan mereka untuk mengukir prestasi.
Junaidi juga berharap striker Pablo Frances bisa mengatasi kebuntuan setelah kembali gagal mencetak gol. Sejak cedera yang dialami Ilham Hasan dan dipanggilnya Johan Juansyah untuk memperkuat tim nasional U-23, praktis Persijap bertumpu pada ketajaman Frances.
“Finishing touch dia memang agak lemah. Pasalnya, ia bukan seorang goal getter tapi lebih berkarakter perusak atau destroyer. Tapi dia punya kelebihan dalam mengangkat semangat rekan-rekannya. Dia pemain pekerja keras dan tak pernah lelah sehingga memacu yang lainnya,” tukas Junaidi. (antvsports)
Saat menghadapi Persitara, pelatih Junaidi memang dalam posisi bak buah simalakama. Dia tak bisa menerapkan permainan cepat seperti yang biasa diperagakan timnya karena mereka tidak dalam kondisi terbaik. “Bila memaksakan bermain cepat, stamina pemain bakal langsung habis. Kami mencoba memperlambat tempo permainan. Lawan memang terpancing mengikuti irama permainan kami,” kata Junaidi.
Karena itu, Junaidi mencoba memperkuat sektor belakang. Dimainkannya kiper pertama Danang Wijatmoko, meski belum sepenuhnya fit juga untuk kepentingan strategi bertahan. Meski lebih mengandalkan counter attack, namun kuantitas serangan Persijap justru lebih banyak dibandingkan dengan Persitara.
“Kami memiliki banyak peluang. Mereka justru sedikit peluangnya. Namun, mereka bisa memanfaatkannya. Tak masalah dengan kekalahan ini karena kami tak ingin kebobolan lebih dari satu gol,” lanjutnya.
Meski gagal, namun Persijap tetap optimistis di leg kedua. Tampil di kandang sendiri dengan dukungan suporter tentu meningkatkan memotivasi pemain untuk mencetak sukses. Apalagi, Copa Dji Sam Soe Indonesia menjadi harapan mereka untuk mengukir prestasi.
Junaidi juga berharap striker Pablo Frances bisa mengatasi kebuntuan setelah kembali gagal mencetak gol. Sejak cedera yang dialami Ilham Hasan dan dipanggilnya Johan Juansyah untuk memperkuat tim nasional U-23, praktis Persijap bertumpu pada ketajaman Frances.
“Finishing touch dia memang agak lemah. Pasalnya, ia bukan seorang goal getter tapi lebih berkarakter perusak atau destroyer. Tapi dia punya kelebihan dalam mengangkat semangat rekan-rekannya. Dia pemain pekerja keras dan tak pernah lelah sehingga memacu yang lainnya,” tukas Junaidi. (antvsports)
