Polisi Tak Izinkan Laga Ulang
http://www.persijap.or.id/2009/02/polisi-tak-izinkan-laga-ulang.html
SEMARANG - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Alex Bambang Riatmodjo tidak mengizinkan pertandingan ulang antara PSIS Semarang melawan Persijap Jepara dan Gresik United (GU) melawan Persis Solo. Alex menilai Komisi Disiplin PSSI tidak menyetujui langkah pengamanan polisi dengan memutuskan laga ulang itu.
"Dengan keputusan itu, Komisi Disiplin atau Komdis PSSI tidak menginginkan pertandingan sepak bola berjalan aman," kata Alex, Selasa (24/2) di Semarang. Dia juga mengingatkan bahwa polisi memegang peran penting sebagai pemberi izin untuk setiap pertandingan sepak bola.
Komdis PSSI memutuskan pertandingan ulang karena polisi dinilai ikut campur dalam pertandingan. Sebelum laga PSIS melawan Persijap di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (15/2), Alex turun ke lapangan untuk menyampaikan pesan kepada penonton, pemain, dan ofisial agar tertib. Apabila ada pelanggaran yang memicu keributan, polisi tidak segan menangkap pelakunya.
Pada pertandingan antara GU dan Persis Solo di Stadion R Maladi Solo, Kamis (12/2), polisi menangkap Nova Zaenal (Persis Solo) dan Bernard Mamadou (GU). Kedua pemain itu terlibat baku hantam ketika pertandingan masih berlangsung.
"Saya hanya menyampaikan pesan. Apakah itu dianggap sebagai intervensi atau bahkan intimidasi," kata Alex. Menurut Alex, himbauan kepada publik sepak bola seperti dalam laga PSIS melawan Persijap itu merupakan prosedur umum dalam pertandingan sepak bola.
Kamis pekan lalu, Alex bertemu dengan Ketua Komisi Keamanan PSSI Ashar Suryobroto. Dalam pertemuan itu, Ashar mendukung bentuk pengamanan yang diterapkan Polda Jateng. Alex dan Ashar juga sepakat mengusulkan adanya nota kesepahaman mengenai pengamanan sepak bola antara Polri dan PSSI.
Alex juga berencana untuk menunda pertandingan di Jawa Tengah selama masa kampanye berlangsung. "Kami harus berkonsentrasi pada pengamanan pemilu. Semua pihak harus paham bahwa pertandingan harus ditunda," ujar Alex.
Kesepahaman
Harapan tercapainya kesepahaman pihak kepolisian dan PSSI mengenai keamanan pertandingan juga disampaikan Ismu Puruhito. Dia menilai perlunya kedua pihak berbicara bersama dalam satu meja. ’’Sebenarnya imbauan yang dilakukan Kapolda adalah hal yang wajar. Apalagi jika merunut sejarah pertemuan kedua tim beberapa tahun terakhir,’’ ujar Ismu.
Dia meyakini, jika langkah itu diberlakukan secara nasional, dengan instruksi Kapolri misalnya, sepak bola nasional akan selangkah lebih maju. Di Jepara, manajer Persijap Edy Sujatmiko menyatakan setuju dengan kebijakan Kapolda tak memberi izin replay di provinsi ini. ’’Kami pandang baik jika Pak Kapolda tak mengizinkan tanding ulang di Jateng. Dengan demikian kedua tim bisa bertanding di tempat netral,’’ kata Edy yang baru tiba dari Jakarta mengikuti Rapat Paripurna PSSI.
Hingga semalam, kubu Persijap belum menerima salinan putusan Komdis mengenai pembatalan pertandingan kontra PSIS. Karena itu Edy menyebut belum bisa memutuskan menerima keputusan itu atau mengajukan keberatan ke Komisi Banding (Komding).
Dia mengungkapkan, Persijap meminta sejumlah persyaratan jika laga tetap harus diulang. Di antaranya replay tidak digelar di Semarang lagi. Jika di Jepara tak bisa, pertandingan harus berlangsung di tempat netral.
Dihubungi terpisah, Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia Joko Driyono belum dapat memberikan komentar mengenai izin Kapolda. Dia menunggu laporan dari pihak PSIS mengenai kejelasan pernyataan itu.(kompas, SM)