Junaidi Paling Berpeluang
http://www.persijap.or.id/2008/04/junaidi-paling-berpeluang.html
- Perekrutan Lebih Tertutup
JEPARA-Dibanding tahun lalu, proses perekrutan pelatih untuk musim ini lebih tertutup. Hal itu nampak dari proses pemberian nilai dalam beberapa kriteria yang telah ditetapkan.
Ada empat nama yang masuk nominasi. Mereka adalah Mundari Karya, Junaidi, Yudi Suryata, dan Sartono Anwar. Namun hingga sehari menjelang penentuan, kemarin, pemberian skor secara terbuka belum dilakukan.
Pada awal musim 2007, sebelum muncul nama pelatih terpilih Yudi Suryata, manajemen melibatkan banyak pihak. Kelompok suporter dilibatkan, disaksikan pengurus dalam penilaian yang ditegaskan sebagai bukan keputusan final.
Ketika itu juga terdapat empat kandidat, yaitu Yudi Suryata, Rudy William Keeltjes, Juan Paez, serta Edy Paryono. Akhirnya dengan segala pertimbangan manajemen dan persetujuan pengurus, terpilih Yudi yang bukan nama asing.
Pada periode 1992-2001 ia mengangani tim yunior maupun senior Persijap.
Pada tahun ini, manajemen hanya mengelar pertemuan internal secara terbatas, tanpa mengumumkan hasil pemberian skor. Sabtu ini pelamar melakukan presentasi.
Asisten Manajer Yuli Susanto mengatakan, dari empat kandidat itu, hanya Junaidi yang akan diberi kesempatan untuk presentasi visi dan misi hari ini.
’’Junaidi akan memaparkan visi dan misi kepelatihan,’’ ujarnya. Apakah itu berarti mantan asisten pelatih Persiba Balikpapan itu yang akan dipilih? ’’Kemungkinan besar Junaidi, tapi kepastiannya masih menunggu besok,’’ imbuhnya.
Potensi Lokal
Ketua Umum Jepara Tifosi Mania, Aris Isnandar mengaku kelompok suporternya sama sekali tidak terlibat dalam proses perekrutanan arsitek tim. Pihaknya berpesan agar manajemen tidak gegabah dalam memilih.
Kompetisi Superliga dinilainya lebih berat. Apalagi perlu ada misi lain musim ini, yakni menjaga eksistensi ’’Laskar Kalinyamat’’ dalam level kompetisi tertinggi di Indonesia itu.
’’Kompetisi ini membutuhkan konsentrasi yang lebih. Selain itu juga perlu investasi untuk musim berikutnya, dipadukan dengan keberanian memunculkan potensi lokal,’’ katanya.
Ketua Umum Banaspati, Zaenur Rohman juga senada. Dia mengaku tidak mendapatkan undangan resmi untuk pertemuan hari ini.
’’Kami hanya bisa mengatakan, jangan sampai Persijap salah memilih pelatih. Perlu kajian mendalam karena dampaknya baru terasa di tengah kompetisi,’’ ujarnya.
’’Musim ini Persijap paling tidak perlu mempertahankan prestasi, dan sebisa mungkin meningkatkannya. Di luar itu, tahun ini mestinya menjadi masa untuk mencari bekal bagi musim berikutnya, terutama dari sisi pendanaan dan potensi lokal.’’ (H15-22)
Ada empat nama yang masuk nominasi. Mereka adalah Mundari Karya, Junaidi, Yudi Suryata, dan Sartono Anwar. Namun hingga sehari menjelang penentuan, kemarin, pemberian skor secara terbuka belum dilakukan.
Pada awal musim 2007, sebelum muncul nama pelatih terpilih Yudi Suryata, manajemen melibatkan banyak pihak. Kelompok suporter dilibatkan, disaksikan pengurus dalam penilaian yang ditegaskan sebagai bukan keputusan final.
Ketika itu juga terdapat empat kandidat, yaitu Yudi Suryata, Rudy William Keeltjes, Juan Paez, serta Edy Paryono. Akhirnya dengan segala pertimbangan manajemen dan persetujuan pengurus, terpilih Yudi yang bukan nama asing.
Pada periode 1992-2001 ia mengangani tim yunior maupun senior Persijap.
Pada tahun ini, manajemen hanya mengelar pertemuan internal secara terbatas, tanpa mengumumkan hasil pemberian skor. Sabtu ini pelamar melakukan presentasi.
Asisten Manajer Yuli Susanto mengatakan, dari empat kandidat itu, hanya Junaidi yang akan diberi kesempatan untuk presentasi visi dan misi hari ini.
’’Junaidi akan memaparkan visi dan misi kepelatihan,’’ ujarnya. Apakah itu berarti mantan asisten pelatih Persiba Balikpapan itu yang akan dipilih? ’’Kemungkinan besar Junaidi, tapi kepastiannya masih menunggu besok,’’ imbuhnya.
Potensi Lokal
Ketua Umum Jepara Tifosi Mania, Aris Isnandar mengaku kelompok suporternya sama sekali tidak terlibat dalam proses perekrutanan arsitek tim. Pihaknya berpesan agar manajemen tidak gegabah dalam memilih.
Kompetisi Superliga dinilainya lebih berat. Apalagi perlu ada misi lain musim ini, yakni menjaga eksistensi ’’Laskar Kalinyamat’’ dalam level kompetisi tertinggi di Indonesia itu.
’’Kompetisi ini membutuhkan konsentrasi yang lebih. Selain itu juga perlu investasi untuk musim berikutnya, dipadukan dengan keberanian memunculkan potensi lokal,’’ katanya.
Ketua Umum Banaspati, Zaenur Rohman juga senada. Dia mengaku tidak mendapatkan undangan resmi untuk pertemuan hari ini.
’’Kami hanya bisa mengatakan, jangan sampai Persijap salah memilih pelatih. Perlu kajian mendalam karena dampaknya baru terasa di tengah kompetisi,’’ ujarnya.
’’Musim ini Persijap paling tidak perlu mempertahankan prestasi, dan sebisa mungkin meningkatkannya. Di luar itu, tahun ini mestinya menjadi masa untuk mencari bekal bagi musim berikutnya, terutama dari sisi pendanaan dan potensi lokal.’’ (H15-22)