Loading...

Dikalahkan PSMP, Persijap Tersingkir

MALANG - Persijap tersingkir dini pada turnamen Piala Indonesia musim ini setelah dua kali kalah di Grup E yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sesudah tumbang 0-3 dari Arema Indonesia di partai perdana, giliran sore kemarin Laskar Kalinyamat tak berdaya menghadapi tim Divisi Utama, PS Mojokerto Putra (PSMP) dan kalah 0-1.

Kegagalan di fase awal penyisihan itu merupakan catatan terburuk Persijap sepanjang terlibat pada turnamen itu sejak 2005. Gol tunggal PSMP yang mengubur peluang Persijap dicetak oleh Evandro Antonio Devilaqua di menit ke-36. Tim Kota Ukir sudah pasti tersingkir bersama Deltras Sidoarjo yang semalam juga kalah 0-1 dari Arema Indonesia. PSMP dan Arema berhak melaju ke babak 16 besar.

Persijap juga menjadi tim Indonesia Super League (ISL) yang tersingkir dini, sedangkan PSMP adalah satu dari dua tim yang sudah memastikan lolos ke babak berikutnya bersama Persikabo Kabupaten Bogor.

‘’Kami minta maaf tidak bisa menghadirkan prestasi seperti musim lalu. Ada banyak hal yang membuat kami kalah,’’ kata pelatih Junaidi setelah pertandingan.

Selain sejak awal tidak fokus ke turnamen itu dan banyak pemain pilar yang cedera, dia mengkritik kepemimpinan wasit yang menganulir gol Pablo Frances pada menit ke-30.

Pablo, menurut Junaidi, menyundul bola dan masuk ke gawang PSMP setelah memanfaatkan tendangan bebas Yogi Alfian. Sebelum disundul, bola itu mengenai tangan kiper dan membentur tiang gawang. ‘’Wasit menilai itu off side. Hal tersebut sangat sulit kami terima,’’ jelas Junaidi.

Setelah penganuliran gol itu, lanjut dia, Persijap yang sebelumnya mendominasi lantas menurun hingga terciptalah gol lawan. ‘’Pada babak kedua tim kami kembali membaik dan mendominasi, tetapi banyak sekali keputusan yang tidak memuaskan,’’ tandasnya.

Pengurus teras Barisan Suporter Persijap Sejati, Saadi, menyatakan kecewa atas tersingkirnya Persijap secara dini. ‘’Sejak awal kami melihat tidak ada visi yang jelas dari semua unsur di tim. Semangat pada pertandingan pertama tidak ada, target juga tidak ada. Kerja sama tim lemah,’’ katanya.

Musim lalu ketika masih menggunakan sistem home and away merupakan pencapaian terbaik Persijap dengan menembus semifinal. Pada 2005 dan 2007 lolos ke 16 besar. Tahun 2006 Persijap terhenti di 32 besar, namun ketika itu tim memulai kompetisi dari babak 60 besar. Saat itu, setelah lolos fase pertama dikandaskan Pelita Krakatu Steel Cilegon.

Persijap tak rugi mengikuti turnamen tersebut, karena tetap ada match fee pada setiap kemenangan. Terlebih musim ini menggunakan sistem home tournament yang jauh lebih irit dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya.

Setelah tesingkir, Evaldo dkk masih menyisakan satu laga melawan Deltras dalam partai terakhir, Selasa lusa. Tim yang menang berhak atas match fee Rp 20 juta, namun harus langsung angkat kopor. (H15-27)
Skuad 1732575878209213477

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive