Loading...

Legiun Asing Semakin Disaring


JAKARTA – PT Liga Indonesia menerapkan kualifikasi ketat bagi pemain asing yang akan berlaga di Liga Super 2009/2010.

Seleksi ketat yang diterapkan PT Liga Indonesia ini berpotensi menggugurkan beberapa pemain asing yang mengikuti seleksi di klub Liga Super.Padahal,satu klub Liga Super maksimal memiliki lima pemain asing.Terdiri atas dua pemain asing Asia-Australia (anggota AFC) dan tiga pemain asing non-AFC. ’’Pembatasan pemain asing adalah upaya menjaga mutu kompetisi Liga Super yang sudah masuk lima besar terbaik di Asia,’’ kata Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Joko Driyono.

’’Semua pemain asing harus memiliki backgroundjelas.Pemain dari kompetisi liga Eropa minimal memperkuat klub Divisi II. Adapun, pemain dari kompetisi liga Asia harus memperkuat klub Divisi Utama atau Liga Super. Bahkan, pemain dari Asia Tenggara harus berlabel timnas aktif,’’ papar Joko. Pengajuan sertifikasi pemain impor sendiri sudah mulai menumpuk di meja PT Liga Indonesia.Verifikasi ini harus tuntas sebelum pendaftaran pemain dibuka, awal September 2009.

’’Pendaftaran pemain akan ditutup tanggal 20 Oktober atau sembilan hari setelah kompetisi dimulai, 11 Oktober 2009,’’ kata Tigorshaloom Boboy,Direktur Legal PT Liga Indonesia,menimpali. Liga Super maksimal menyerap 90 legiun asing, terdiri atas 54 non- AFC dan 36 pemain AFC.Adapun, pemain lokal yang diserap sekitar 342 orang.Total,pemain yang bakal terdaftar di Liga Super sendiri mencapai 432 orang dengan asumsi satu klub memiliki 24 pemain.

’’Batas pemain yang kami tetapkan antara 23 sampai 25 pemain. Tapi, pertukaran pemain masih bisa terjadi pada putaran kedua sehingga klub tidak bakal kehabisan stok pemain dalam satu musim kompetisi,’’ ujar Tigor. Sertifikasi dan latar belakang pemain adalah sedikit dari sekian masalah yang mendera klub-klub Liga Super yang secara finansial belum mapan, alias masih bergantung pada APBD.

Salah satunya adalah kesulitan mencari pemain berkualitas akibat harga kontrak yang dipatok terlalu tinggi. Namun, hal tersebut coba diatasi Persijap Jepara dengan tidak memaksimalkan kuota pemain impor dan menetapkan batas nilai kontrak. Manajer Persijap Edy Sudjatmiko menyatakan, selain untuk menghemat pengeluaran finansial, efisiensi ini juga diharapkan mampu menjadikan porsi bertanding pemain-pemain lokal lebih besar.

Sebab, para pemain pribumi yang dimiliki Persijap dinilai memiliki kemampuan tidak kalah dari legiun asing. ’’Meskipun PT Liga Indonesia memperbolehkan setiap klub Liga Super memakai lima pemain asing, dengan rincian dua di antaranya pilar asal Asia, kami tidak akan menggunakan lima pemain asing, mungkin hanya empat,’’ kata Edy. Musim lalu Persijap memiliki enam pemain asing.

Kini manajemen Laskar Kalinyamat hanya ingin mempertahankan Evaldo Silva de Assis, Phaitoon, dan Pablo Alejandro Frances. Untuk nilai kontrak,kriterianya antara lain pemain nasional maksimal harganya Rp500 juta.Sementara untuk eks pemain timnas harga maksimal Rp400 juta. Sementara bagipemainlokalyangbelumpernah memperkuat timnas harga kontraknya tidak boleh lebih dari Rp200 juta. Batasan harga untuk pemain asing adalah Rp600 juta.

Di Makassar, manajemen Juku Eja––julukan PSM––menyebut nilai maksimal kontrak pemain asing adalah Rp700juta. ’’Dengan keputusan tersebut, maka manajemen sebuah tim dapat melakukan penghematan dalam berbelanja pemain. Di samping itu,seorang pemain juga tidak seenaknya sendiri menentukan harga,’’ tandas Nur Jamil. (mohammad sahlan/ sundoyo hardi)
Skuad 7297365284191773046

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Follow Us


History

Official Jersey

Archive